TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang amat beragam. Tak hanya tersohor akan biji kopinya yang sudah merambah ke berbagai belahan dunia, Indonesia juga ternyata salah satu penghasil kakao terbesar.

Kakao merupakan tanaman untuk bahan baku cokelat yang tergolong tumbuhan tropis, sehingga sangat cocok dengan iklim dan tanah di sebagian besar wilayah Indonesia.

Menurut data dari WorldAtlas, Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia dengan produksi mencapai 659,7 ribu ton pada 2020 lalu. Tak heran jika negeri ini memiliki banyak pengusaha atau pengelola cokelat, baik sebagai bahan baku maupun produk turunannya.

Salah satu pengusaha cokelat tersebut adalah Nugroho dan istrinya, Irena, yang memutuskan terjun ke bisnis cokelat di tengah maraknya tren kopi dan coffee shop.

Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Nugi itu juga memiliki rumah produksi untuk produk cokelatnya, baik itu jenis ready to drink kemasan botol dan bubuk cokelat minum untuk diseduh.

Berangkat dari niat berhenti minum kopi sachet

Irena bercerita, dia dan suaminya memulai bisnis cokelat berangkat dari pengalamannya yang senang mengkonsumsi kopi sachet.

“Sebetulnya, saya ini coffee addict. Dulu karena tuntutan pekerjaan, saya bisa satu hari itu empat cangkir kopi. Tapi bukan kopi hitam tanpa gula, saya masih suka kopi susu dan kopi sachet. Suami sudah menasehati, kalau ini tidak bagus untuk kesehatan tubuh,” jelas Irena.

Akhirnya, ia dan suami mencari pengganti minuman kopi.  Pertama, ia mencari produk minuman cokelat yang dinilai cukup mirip dengan kopi, dari tekstur pekat dan kekentalannya.

Akan tetapi, mereka tak menemukan minuman cokelat yang sesuai selera, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk meracik minuman cokelat sendiri.

“Awalnya saya bawa ke kantor dan teman-teman mulai mencoba dan merasakan,” tambahnya lagi.

Setelah testimoni teman-teman yang merasakan racikan cokelatnya sendiri berbunyi positif, Irena dan suami akhirnya memutuskan untuk menjual produk sendiri.

Hingga sekarang, produk tersebut menjadi sebuah usaha dengan brand bernama Cokelatin, yang merupakan tanda cinta saya dan istri.

“Cokelat-in, Irena dan Nugi. Jadi kami perlakukan Cokelatin ini seperti anak kami, tapi ternyata setelah kita pelajari cokelat Indonesia, kami benar-benar jatuh cinta dengan cokelat Indonesia. Jadi sejalan dengan namanya, Cokelatin, Cokelat Indonesia,” jelas Nugroho.

Bahan baku berkualitas tinggi dan kemasan memikat

Istri Nugroho, Irena saat menjelaskan tentang produk cokelat Cokelatin.
Istri Nugroho, Irena saat menjelaskan tentang produk cokelat Cokelatin. (ISTIMEWA)

Produk cokelat yang diproduksi oleh Cokelatin juga bukan sembarang biji cokelat, melainkan cokelat dari bahan baku yang sangat langka dan berkualitas tinggi, yakni biji cokelat Criollo.

“Java Criollo terbuat dari cokelat asli Indonesia dengan bahan baku yang berkualitas. Java Criollo ini kebetulan terbuat dari biji cokelat criollo yang sangat langka dengan kualitas terbaik yang hanya ada 10 persen di dunia. Criollo adalah varietas dari kakao,” jelas Nugroho.

Dari biji cokelat Criollo yang diproses menjadi bubuk, Nugroho kemudian memprosesnya lagi menjadi bubuk minuman cokelat untuk kemasan yang siap diminum.

Ada juga kemasan bubuk minuman cokelat yang bisa diseduh dengan air saja di rumah, dengan rasa yang sama persis dengan kemasan ready to drink.

Berbicara soal kemasan, Nugroho dan istrinya juga sangat mementingkan tampilan produknya itu.

“Kemasan sangat penting, karena bagaimana pun, saat melihat produk, yang kita lihat itu kemasannya dulu. Ketika kemasannya cantik memikat, baru kita lihat bahan-bahannya,” kata Irena.

Jadi pemenang Si Idola 2021 hingga go international

Berkat bahan baku yang berkualitas, kemasan yang memikat, dan gencar bermitra dengan distributor dan reseller, Cokelatin pernah menuai prestasi membanggakan, yakni memenangkan salah satu kompetisi UMKM dari BRI pada tahun 2021 lalu.

Kompetisi itu bernama UMKM Si Idola, di mana Cokelatin bersaing dengan lima finalis UMKM lainnya dan menjadi pemenang.

“Pada 2021 kami ikut kompetisi UMKM Si Idola. Setelah melalui tahapan kurasi, terpilih enam UMKM finalis dan Cokelatin, Alhamdulillah jadi pemenangnya. Waktu itu hadiahnya kita dapat pendanaan yang kita pakai untuk menambah produksi kita,” kata Nugroho.

Tidak hanya pendanaan, setelah jadi pemenang kompetisi UMKM si Idola BRI pada 2021, Nugroho dan istri juga berkesempatan mengikuti pameran internasional, tepatnya di Amerika Serikat.

“Kami juga mendapat kesempatan mengikuti pameran di luar negeri, tepatnya di Boston, Amerika Serikat pada bulan April 2022 kemarin,” tambah Nugroho.

Berbicara soal kompetisi yang dijelaskan Nugroho, perwakilan BRI pun menjelaskan bahwa mereka berkomitmen untuk membantu UMKM dengan program-program yang telah dibuat.

Salah satunya adalah pesta rakyat Simpedes di tahun 2021 kemarin, untuk membentuk UMKM unggulan. Yang tentunya UMKM unggulan ini harus memenuhi kriteria tertentu, sehingga bisa memenuhi tantangan-tantangan yang telah diciptakan BRI.

Penasaran dengan kisah menarik dari usaha cokelat milik Nugroho dan Istrinya, Irena yang berkembang pesat hingga pernah ikut pameran ke Amerika Serikat? Saksikan kisah lengkapnya di Petualangan Brilian The Series Season 2: Episode 10 yang tayang di kanal YouTube Kompas TV.

Dipandu Ramon Y. Tungka, Petualangan Brilian The Series Season 2 menghadirkan berbagai kisah inspiratif UMKM lokal Indonesia yang bervisi mengembangkan potensi komoditas nusantara melalui inovasi-inovasi gemilang.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.