Minggu, 14 Agustus 2022 – 16:35 WIB

VIVA Edukasi – Rektor IPB University Prof Arif Satria menyampaikan pidato selamat atas penghargaan yang diraih Pemerintah Indonesia dari International Rice Research Institute (IRRI) sebagai Lembaga Penelitian Beras ternama di dunia atas pencapaian Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan beras di masa pandemi COVID-19 tanpa impor, dalam Penyerahan Penghargaan dari IRRI dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Minggu, (14/8).

Capaian ini membuat Indonesia dipandang sebagai negara yang mampu berswasembada pangan di tengah krisis COVID-19. Di samping itu menunjukkan resiliensi Indonesia atas bencana yang dihadapi dunia  sekaligus menjadi hadiah hari peringatan kemerdekaan RI ke 77. 

Hasil Panenan Padi di Wilayah Sleman Yogyakarta

Hasil Panenan Padi di Wilayah Sleman Yogyakarta

Ia melanjutkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil komitmen Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

“Program peningkatan produktivitas padi yang dicanangkan oleh Pemerintah dapat memposisikan Indonesia  di nomor 2  tertinggi di Asia Tenggara sebagai negara dengan produktivitas padi tertinggi (FAO 2020). Program ini telah menyebabkan ketersediaan beras Indonesia relatif aman. Keberhasilan ini juga turut didorong oleh para petani  yang telah bekerja keras untuk mewujudkan ketangguhan pangan Indonesia, ” ungkap  Prof Arif Satria dalam keterangannya yang diterima VIVA, Minggu (14/8).
 
Keberhasilan program ini, lanjutnya, juga ditopang oleh meningkatnya diversifikasi pangan yang telah menurunkan konsumsi beras.  Prof Arif Satria menyebut, berdasarkan data SUSENAS, selama lima tahun terakhir konsumsi beras telah menurun dari 99 kilogram/kapita/tahun di tahun 2016 menjadi 94.4 kilogran/kapita/tahun pada tahun 2021. Ke depan angka konsumsi per kapita ini masih dapat diturunkan hingga 85 kilogram/kapita/tahun sesuai rekomendasi Pola Pangan Harapan.

Petani Program Makmur.

Petani Program Makmur.

Photo :

  • Dokumentasi Pupuk Indonesia.

“Syaratnya  harus diimbangi dengan peningkatan diversifikasi konsumsi pangan karbohidrat lokal, dan peningkatan konsumsi sayuran, buah, kacang-kacangan serta pangan hewani untuk menjaga mutu gizi konsumsi pangan masyarakat Indonesia, ” jelasnya.

Lebih  lanjut dikatakannya, “Bila penurunan konsumsi beras per kapita sesuai Pola Pangan Harapan ini dapat direalisasiakan, maka Indonesia semakin mandiri pangan.  Bahkan sangat dimungkinkan dalam jangka panjang Indonesia mampu menjadi eksportir beras yang memberi makan dunia. Syaratnya, intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal harus berhasil, dan petani harus sejahtera.”

Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.