Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Lembaga pemeringkat mulai dari global S&P Ratings hingga Fitch kompak menurunkan peringkat valuta asing (valas) atau mata uang asing Ukraina, menjadi default selektif dan default terbatas pada Jumat (12/8/2022).

Peringkat tersebut diberikan S&P Ratings dan Fitch setelah bank sentral Ukraina mengalami pembengkakan pengeluaran hingga terancam gagal membayarkan utang – utangnya kepada para kreditur luar negeri, bahkan hal tersebut memaksa pemerintah untuk mengajukan restrukturisasi utang.

Alasan ini yang membuat lembaga pemeringkat menurunkan standar peringkat valuta asing milik Ukraina.

Baca juga: Alami Kerugian, Lembaga S&P Global Turunkan Peringkat Kredit Perusahaan Perdagangan Kripto AS

Sebelum mengalami gagal utang atau default, pada pekan lalu bank sentral Ukraina telah meminta para krediturnya mendukung permintaan negara untuk menyetujui proposal Kyiv yang berisikan permohonan penundaan pembayaran obligasi internasional senilai 20 miliar dolar AS selama 24 bulan ke depan.

Langkah ini diambil Kiev usai ekonomi Ukraina terus mengalami kemunduran akibat serangan invasi yang dilakukan Rusia sejak Februari lalu.

Bahkan selama beberapa bulan terakhir ekonomi Ukraina terus mengalami kontraksi sebesar 45 persen, hingga membuat pendapatan fiskal Ukraina berkurang sebesar 5 miliar dolar AS per bulan.

Melalui restrukturisasi utang ini Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal menyebut bahwa negaranya dapat menghemat pengeluaran sebanyak 6 miliar. Dengan jumlah tersebut Shmyhal yakin Ukraina dapat keluar dari zona ancaman default.

Meski kesepakatan tersebut telah disetujui oleh para kreditur asing. Namun sayangnya International Swaps and Derivatives Association (ISDA) menganggap bahwa proposal penangguhan pembayaran hanya akan membuat kredit Ukraina semakin membengkak.

Tekanan inilah memaksa lembaga pemeringkat dunia yang berbasis di New York yaitu S&P Ratings memangkas jumlah peringkat valuta asing Ukraina dari CC atau C menjadi SD.

“Mengingat syarat dan ketentuan restrukturisasi yang diumumkan, dan sesuai dengan kriteria kami, kami melihat transaksi tersebut sebagai tertekan dan sama saja dengan default,” kata S&P, dikutip dari Reuters.

Langkah serupa juga diikuti oleh Fitch, dimana pemeringkat valuta asing ini memotong peringkat mata uang asing Ukraina dari C menjadi RD, karena menganggap penangguhan pembayaran utang sebagai penyelesaian pertukaran uang yang tertekan.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.