TRIBUNNEWS.COM – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran besar dalam meningkatkan perekonomian dan menjamin kesejahteraan masyarakat Indonesia. Bea Cukai, sebagai instansi kepabeanan yang mengemban fungsi industrial assistance dan trade facilitator meyakini bahwa peningkatan ekspor dari sektor UMKM akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga terus mendukung kemajuan UMKM.

Sebagai perwujudan dukungan kepada UMKM, Bea Cukai menginisiasi kegiatan bertajuk UMKM Week 2022, dengan tema “UMKM Naik Kelas, Ekonomi Tancap Gas”.

Kegiatan berskala nasional tersebut dilaksanakan serentak oleh seluruh unit vertikal Bea Cukai mulai tanggal 20 Juni 2022 dan mencapai puncaknya pada tanggal 12 Agustus 2022 ini, bertepatan dengan Hari UMKM Nasional.

Melalui UMKM Week 2022, Bea Cukai mengajak masyarakat untuk lebih mengenal UMKM, memperkenalkan para pelaku UMKM terhadap peran Bea Cukai dan instansi terkait lainnya, serta menambah pemahaman para pelaku UMKM akan berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah untuk membantu kemajuan UMKM.

Gelaran acara puncak UMKM Week 2022 yang dilaksanakan di Kantor Pusat Bea Cukai diisi dengan serangkaian kegiatan yang diikuti oleh pelaku UMKM dan masyarakat umum, seperti seminar yang membahas fasilitas ekspor untuk UMKM, pengelolaan keuangan bagi UMKM, dan talkshow kiat-kiat UMKM tembus pasar internasional.

Selain itu, turut disediakan booth Klinik Ekspor, yang merupakan layanan konsultasi ekspor oleh petugas Bea Cukai untuk mendorong minat para pelaku UMKM yang memiliki keunggulan kompetetif dan potensi untuk melaksanakan ekspor. Di Klinik Ekspor, petugas Bea Cukai memberikan pelayanan informasi, pendampingan, dan pembekalan terkait prosedur dan regulasi ekspor.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani dalam acara puncak UMKM Week 2022 mengatakan bahwa rangkaian acara UMKM Week 2022 diikuti empat ribu peserta dan menjadi momen sosialisasi yang sangat baik untuk mengomunikasikan usaha pemerintah dalam mendukung kegiatan UMKM. Ia menyebutkan bahwa dalam pembinaan UMKM, Bea Cukai berkolaborasi dengan berbagai kementerian/lembaga dan pihak swasta.

“Skema dukungan untuk UMKM di antaranya mulai dari pembiayaan oleh Ditjen. Perbendaharaan, PT SMI, PT SMF, penyediaan fasilitas fiskal dan prosedural oleh Bea Cukai dan Ditjen. Pajak, pembinaan ekspor oleh Bea Cukai dan LPEI, pemasaran oleh Ditjen. Perbendaharaan, Ditjen. Kekayaan Negara, LPEI, dan Kemenlu yang akan terlibat melalui kedutaan dan komjen di berbagai negara, pelatihan UMKM oleh Ditjen Pajak, LPDP, dan BPPK, perizinan oleh Ditjen Pajak dan LNSW, penyediaan platform dan penguatan kelembagaan melalui Platform UMKM oleh LNSW, dan penyediaan data penelitian oleh LPDP dan BPPK,” ujarnya.

“Diharapkan langkah kolaboratif Kemenkeu bersama pemerintah daerah, kementerian/lembaga, dan pihak swasta dalam mendukung UMKM tersebut dapat terus terwujud agar dapat membantu Indonesia mengatasi dampak pandemi,” lanjutnya.

Dukungan pemerintah terhadap para pelaku UMKM juga ditegaskan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang memberikan keynote speech di acara puncak UMKM Week 2022. Menkeu mengatakan perjalanan bisnis UMKM diuji dari kemampuan menerjemahkan ide, keuletan menjalankan bisnis, usaha yang tidak kenal menyerah, hingga kemudian beranjak menjadi sebuah proses produksi dan pemasaran.

Pemerintah mencoba mendukung ide-ide segar UMKM dan membantu para pelaku UMKM menghadapi halangan di setiap tahapan, seperti penyediaan instrumen ultramikro untuk UMKM yang membutuhkan modal. Selain itu, pemerintah, melalui kolaborasi atarinstansi juga turun tangan dalam membantu dan membimbing para pelaku UMKM.

“Untuk mengembangkan usaha ke pasar luar negeri, contohnya, Bea Cukai membantu pelaksanaan ekspor bersama LPEI dan instansi lainnya. Inilah kolaborasi, karena UMKM perlu dibantu dalam berbagai form, dan saya berharap seluruh pihak makin semangat untuk membantu UMKM di Indonesia, agar Indonesia bisa pulih dari kondisi pandemi dua tahun belakangan ini,” ujar Menkeu. (*)


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.