JawaPos.com–Cerita miris soal Jembatan Senowo di Kecamatan Dukun, Magelang, yang kerap hanyut akibat lahar dingin Merapi, kini telah usai. Jembatan yang menjadi jalur evakuasi Merapi itu telah berdiri gagah, bahkan mendorong perekonomian masyarakat berkat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ya, Jembatan Senowo di antara Desa Dukun dan Mangunsoko, Kecamatan Dukun, selesai dibangun melalui Bantuan Provinsi (Banprov) Jateng 2021 senilai Rp 7,25 miliar. Jembatan dibuat dua jalur dan menjadi alternatif antar kabupaten.
“Jembatan itu menghubungkan antar kabupaten. Yakni Magelang-Boyolali-Semarang,” ujar Sekretaris Desa Dukun Yudo Wasito, Rabu (10/8).
Diungkapkan Yudo, dulu Jembatan Senowo menjadi langganan hanyut saat terjadi banjir lahar Merapi. Tak hanya itu, jembatan yang hanya satu jalur membuat arus lalu lintas semrawut. Bahkan, kerap terjadi kecelakaan di jembatan itu.
“Dulu hanya satu jalur, jadi terpaksa buka tutup. Kendaraan truk dan pengangkut sayur harus bergantian karena jalan sempit. Apalagi saat erupsi Merapi pasti semrawut. Sering kecelakaan juga karena biasanya orang yang belum paham jalur sini. Kondisi jalan yang satu nanjak dan sempit,” papar Yudo Wasito.
Namun, kini cerita-cerita memprihatinkan soal Jembatan Senowo itu sudah tak ada lagi. Pasca dibangun kembali melalui Banprov Jateng, kata Yudo, arus lalu lintas Jembatan Senowo lancar. Bahkan mendukung peningkatan perekonomian masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani.
“Sekarang petani bisa angkut hasil pertanian. Untuk evakuasi jika terjadi erupsi Merapi juga lebih tenang. Karena Desa Dukun jaraknya 12 kilometer dari puncak Merapi, dan di atas ada beberapa desa, sehingga jalur evakuasi ini sangat vital,” ungkap Yudo Wasito.
Kepala Pasar Desa Dukun Yazid Aiman menambahkan, Jembatan Senowo meningkatkan aktivitas perekonomian di pasar setempat. Pasar yang merupakan aset desa itu, kini mampu menyumbang pendapatan asli desa (PAD) hingga Rp 20 juta per bulan.
“Khususnya untuk pasar sangat berpengaruh. PAD yang awalnya Rp 12 juta per bulan meningkat menjadi Rp 20 juta per bulan dari retribusi,” terang Yazid.
Berkah dari adanya Jembatan Senowo juga diungkapkan Genduk, salah seorang pedagang di Pasar Desa Dukun. “Banyak yang lewat jadi banyak pembeli. Kalau dulu Rp 400 ribu per hari, sekarang bisa dapat Rp 700 ribu per hari. Kalau puasa malah sampai Rp 1 juta per hari,” ujar Genduk, pedagang nasi rames itu.
Selain Jembatan Senowo ruas Tlatar-Talun-Magelang, ada satu lagi jembatan yang dibangun Pemprov Jateng di Magelang. Yakni Jembatan Kali Tangsi di ruas jalan Krasak-Kajoran, dengan anggaran Rp 8,45 miliar.
Ganjar Pranowo yang meninjau dua jembatan tersebut beberapa waktu lalu mengungkapkan rasa puasnya. Ganjar ikut lega karena kini masyarakat sekitar sudah memiliki akses jembatan yang kokoh.
Menurut dia, keberadaan jembatan itu sangat vital bagi masyarakat, baik sebagai jalur evakuasi maupun jalur transportasi dan ekonomi. (bay/ria)
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Reporter : ARM
Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.