TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengacara Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E secara tiba-tiba mengundurkan diri dari pendamping hukum dalam kasus yang menewaskan Brigadir J. 

Terkait itu, Indonesia Police Watch (IPW) menilai dengan kemundurannya tim kuasa hukum ini semakin kuat menunjukan jika kasus tersebut rekayasa.

“Kemunduran ini harus dipandang dari aspek pengungkapan kasus dong, dengan mundurnya pengacara artinya kita melihat di permukaan berarti Bharada E telah berubah pernyataanya, berarti semakin mengungkapkan kasus rekayasa ini benar adanya,” kata Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso saat dihubungi, Sabtu (6/8/2022).

“Bahwa ini rekayasa soal pelecehan itu rekayasa, soal pengancaman itu rekayasa, soal Brigadir J mengeluarkan tujuh tembakan itu rekayasa, itu semakin kuat. Dan yang ada adalah kasus pembunuhan,” sambungnya.

Sugeng Teguh Santoso  menilai mundurnya tim kuasa hukum itu karena diduga ada inkonsistensi keterangan yang diberikan oleh Bharada E.

“Kemunduran karena alasan tidak konsisten itu kalau dari awal Bharada E memang tidak jujur, tapi kalau dari awal dia jujur bahwa katakanlah apa yang dia akui sama dengan yang diakui sekarang setelah ditangkap misalnya ya dia jujur sama pengacaranya ya misalnya itu memang disuruh ya, tapi saya mau menjawab bahwa saya pelakunya begitu. Sekarang dia setelah ditangkap mengaku sebagai disuruh pengacara ga boleh mundur,” ungkap Sugeng Teguh Santoso 

“Tapi kalau dari awal Bharada E mengatakan saya memang pelakunya, begitu ditangkap baru dia mengaku saya disuruh nah pengacara boleh mundur. Itu satu dari sisi pengacara boleh mundur apabila kliennya tidak jujur,” imbuhnya.

Baca juga: Perbedaan Pernyataan LPSK dengan Polri soal Bharada E Penembak Jitu, Ini Respons Mabes Polri

Di sisi lain, Sugeng Teguh Santoso melanjutkan, dengan ditetapkannya Bharada E sebagai tersangka dengan sangkaan pasal 338 jo pasal 55 dan 56 KUHP, maka ada orang lain yang terlibat dalam kasus tersebut.

“Bharada E sekaligus saksi mahkota dia. Dia saksi mahkota untuk mengungkap siapa yang dia sebut menyuruh gitu. Kalau di suruh misalnya oleh ferdy Sambo misalnya, ya berarti ferdy Sambo yang disasar,” paparnya.

“Keterangan Bharada E ini harus diambil dalam keterangan sebagai saksi nanti didukung satu proses pemeriksaan sebagai saksi Bahwa dia menerangkan dia disuruh siapa, begitu,” sambung Sugeng Teguh Santoso 


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.