TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kelompok difabel dan usaha mikro kecil (UMK) yang mempekerjakan difabel mendapatkan perhatian yang serius dari PT Pertamina (Persero), terutama dari aspek ketersediaan modal usaha.
Mereka sudah tersentuh pendanaan UMK Pertamina sehingga berperan dalam mengembangkan perekonomian lokal dan turut mengadvokasi agar hak-hak penyandang disabilitas terpenuhi.
Direktur Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi Bappenas, Ahmad Dading Gunadi, mengungkapkan UMKM merupakan aktor utama dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) sebagai penyedia barang dan jasa.
Baca juga: Surveyor Indonesia Genjot Pemahaman Pelaku UMK Terkait Sertifikasi Halal
“Salah satu fokus utama dalam Gernas BBI adalah mendorong penggunaan barang dari UMKM untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah. Lebih dari 170 ribu UMKM tergabung dalam penyediaan barang dan jasa pemerintah dengan mayoritas UMKM menjual kategori barang alat tulis kantor, serta makanan dan minuman,“ tuturnya.
Melalui Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, terang Ahmad Dading, UMKM mendapatkan porsi minimal 40 persen dari total nilai pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Salah satu yang menjadi mitra Pertamina yaitu Nurjanah dan suaminya merupakan penyandang disabilitas.
Baca juga: UMK Bogor 2022 Jauh Lebih Rendah Dibandingkan Bekasi
“Banyak sekali keuntungan bermitra dengan Pertamina. Yang lebih penting, Pertamina memanusiakan manusia,” tutur Nurjanah, pemilik Batik Mayana, di Ternate, kemarin.
Nurjanah dan suaminya merupakan penyandang disabilitas. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia memulai usaha di bidang kuliner pada 2013. Selain itu, dia memberikan pelatihan untuk para secara gratis bagi penyandang disabilitas agar mampu menjalankan usaha.
“Saya akhirnya mendirikan Lembaga Pendidikan Keterampilan Khusus yang diperuntukkan bagi para penyandang disabilitas, anak putus sekolah, dan para janda,” kata dia.
Nurjanah mendapatkan pendanaan dari Pertamina pada 2019. Dia mengembangkan usaha Batik Mayana, batik ecoprint dengan motif khusus Maluku Utara. Sementara bisnis kulinernya diwadahi dalam UMK Serba Usaha yang menggarap makanan olahan lokal dan herbal.
Produk-produk Serba Usaha dipasarkan secara online, antara lain melalui akun Instagram pribadi maupun marketplace yang disediakan Pertamina sebagai tools dalam peningkatan jangkauan pasar.
“Oleh Pertamina kami mendapatkan pelatihan dan lain-lain. Harapannya ke depan lebih maju dan berkembang lagi dalam segala hal. Alhamdulillah dengan bertambahnya produk turunan dari Mayana Ecoprint berarti omzet bertambah,“ ungkapnya. Dengan berbagai usaha tersebut, dia mampu menghasilkan omzet hingga Rp 100 juta per bulan.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.