Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO – Menteri Pertanian Sri Lanka Mahinda Amaraweera telah mengajukan permintaan kepada kabinet untuk menghentikan sementara impor beras, karena negara itu masih memiliki stok beras yang cukup.

Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam rilis resmi yang dikeluarkan kementerian tersebut pada Selasa kemarin, usai digelarnya diskusi bersama Asosiasi Benih dan Bahan Tanam Pertanian.

Amaraweera kemudian menjelaskan bahwa dirinya akan meminta Kabinet untuk menghentikan impor beras ke Sri Lanka hingga Desember mendatang.

Dikutip dari laman www.dailynews.lk, Rabu (3/8/2022), panen padi musim Yala telah dimulai, dan menurut izin yang diberikan oleh pemerintah untuk mengimpor beras, negara itu telah mengimpor beras sebanyak jumlah yang dibutuhkan.

Informasi bahwa importir beras telah menyimpan stok yang cukup berdasarkan izin itu pun telah diterima.

Baca juga: Sri Lanka Cari Bantuan Untuk Memberi Makan Anak-anak di Tengah Krisis Ekonomi

Pada saat panen padi pada musim Yala, dengan adanya impor beras lebih lanjut, beberapa pemilik penggilingan tentu akan membeli beras yang ditanam oleh petani.

Hal inilah yang kemudian membuat para petani puas karena mendapatkan penawaran harga yang sesuai untuk gabah yang mereka miliki.

Amaraweera menekankan bahwa pihaknya akan mengambil langkah untuk mengajukan usul dalam rapat Kabinet untuk menunda impor beras hingga Desember mendatang.

Baca juga: Sri Lanka akan Negosiasikan Paket Darurat 4 Miliar Dolar AS dengan China

Pemerintah juga disarankan untuk memanfaatkan sisa devisa negara dengan menghentikan impor beras untuk pembelian input-input pembangunan pertanian seperti weeder, seeder, sprayer hingga traktor.

Ia juga meminta importir benih mengambil langkah untuk menanam 60.000 hektar jagung di musim Maha mendatang.

Kementerian Pertanian, kata dia, juga akan menyediakan semua fasilitas yang diperlukan seperti pendaftaran semua traktor, penyediaan kuota bahan bakar dan lahan untuk budidaya jagung.

Sementara itu, perwakilan Asosiasi Benih Pertanian Sri Lanka mengatakan bahwa telah dilakukan pengaturan untuk impor benih yang dibutuhkan terkait budidaya kentang, cabai dan sayuran.

Asosiasi mereka juga akan menjadi penengah untuk produk pertanian yang dibutuhkan oleh negara itu.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.