TRIBUNNEWS.COM – Berikut bacaan Surat Yusuf ayat 4 beserta arti terjemahan dan tafsirnya.

Surat Yusuf merupakan surat ke-12 dalam Al Quran.

Surat Yusuf terdiri dari 111 ayat.

Pada QS Yusuf ayat 4, di dalamnya berisikan kisah mimpi Nabi Yusuf a.s.

Berikut bacaan, terjemahan, dan tafsir QS Yusuf ayat 4, dikutip dari quran.kemenag.go.id:

اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ ٤

Iż qāla yūsufu li’abīhi yā abati innī ra’aitu aḥada ‘asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra’aituhum lī sājidīn(a).

Artinya:

(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Ya‘qub), “Wahai ayahku, sesungguhnya aku telah (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan. Aku melihat semuanya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf:4).

Lanjutkan Membaca Surat Yusuf.

Tafsir QS Yusuf ayat 4:

– Tafsir Wajiz

Setelah dijelaskan bahwa di antara wahyu Al-Qur’an yang diturunkan Allah berupa kisah-kisah umat terdahulu yang belum diketahui secara jelas oleh Nabi Muhammad dan umatnya, ayat ini menjelaskan tentang salah satu kisah tersebut, yaitu kisah Nabi Yusuf.

Allah memulai kisah Nabi Yusuf dengan menceritakan perihal mimpinya. Ketika Yusuf putra Nabi Yakub berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku bermimpi melihat sebelas bintang, yakni saudaranya yang berjumlah sebelas, matahari, yakni ayahnya dan bulan, yakni ibunya; kulihat semuanya sujud atau mengarahkan pandangannya dan hormat kepadaku.”

Baca juga: Bacaan Surat Yusuf Ayat 1-30 dengan Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia

– Tafsir Tahlili

(4) Pada suatu ketika Nabi Yusuf a.s. memberitahukan kepada ayahnya Nabi Yakub bin Ishak bin Ibrahim bahwa ia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan, semuanya tunduk dan sujud kepadanya.

Tentu saja sujud di sini bukan dengan arti menyembah seperti yang kita kenal, tetapi hanyalah sujud dalam arti kiasan yaitu tunduk dan patuh.

Sujud dengan arti tunduk dan patuh itu ada juga terdapat dalam Al-Qur’an, seperti firman Allah “Dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya).” (ar-Rahman: 6);

Setelah mendengar cerita itu, Nabi Yakub a.s. menyadari bahwa mimpi anaknya bukan mimpi biasa, tetapi merupakan ilham dari Allah sebagaimana kerapkali dialami oleh para nabi.

Ia yakin bahwa anaknya ini akan menghadapi urusan yang sangat penting dan setelah dewasa menjadi pemimpin dimana masyarakat akan tunduk kepadanya tidak terkecuali saudara-saudaranya dan ibu-bapaknya.

Ia merasa khawatir kalau hal ini diketahui oleh saudara-saudaranya, dan tentulah mereka akan merasa iri dan dengki terhadapnya serta berusaha untuk menyingkirkan atau membinasakannya apalagi mereka telah merasa bahwa ayah mereka lebih banyak menumpahkan kasih sayangnya kepadanya.

Tergambarlah dalam khayal Nabi Yakub bagaimana nasib anaknya bila mimpi itu diketahui oleh saudara-saudaranya, tentulah mereka dengan segala usaha dan tipu daya akan mencelakakannya.

 (Tribunnews.com)


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.