VIVA Edukasi – Ayat ruqyah adalah kumpulan doa yang dibaca saat sedang menjalankan pengobatan dalam Islam. Ayat-ayat ruqyah terdiri dari ayat Alquran dan hadist shahih yang dibacakan untuk memohon kesembuhan kepada Allah SWT.
Ayat-ayat ruqyah dibacakan sebagai salah satu cara pengobatan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW bagi kesembuhan umatnya. Dalam praktiknya, semasa hidup Rasulullah SAW sering mempraktikkan metode penyembuhan ruqyah bagi para anggota keluarganya.
Ibnul Atsir mengatakan,
Ruqyah adalah doa memohon perlindungan, yang dibacakan untuk orang yang sedang sakit, seperti demam, kerasukan, atau penyakit lainnya. (an-Nihayah fi Gharib al-Atsar, 2/254).
Saat diruqyah atau meruqyah diri sendiri, kita harus yakin bahwa proses ruqyah tersebut di atas seizin Allah SWT dan tidak mengandung doa atau permintaan kepada selain Allah SWT misalnya, jin atau setan.
Ruqyah dilakukan untuk mendukung orang yang sedang sakit umum dan orang yang sedang mengalami gangguan baik dalam hal fisik psikis. Lantas, apa saja ayat-ayat ruqyah yang bisa dibacakan? Berikut ulasan Viva yang dirangkum dari berbagai sumber sebagai berikut.
Syarat Melakukan Ruqyah
Ternyata terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi saat hendak menjalankan praktik ruqyah syar’iyyah yang sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu.
Ruqyah dilakukan dengan kalamullah (Alquran), sifat-sifat Allah SWT, dan doa-doa shahih yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW.
- Hendaklah diucapkan dengan makna yang jelas serta mudah dipahami.
- Tidak ada unsur kemusyrikan dalam proses terapi ruqyah, misalnya berdoa meminta bantuan kesembuhan kepada selain Allah SWT.
- Tidak bergantung kepada terapi ruqyah itu sendiri.
- Harus yakin bahwa yang dapat menyembuhkan penyakit adalah Allah SWT dan atas izinnya melalui terapi ruqyah syar’iyyah.
- Ruqyah tidak dilakukan dengan tata cara yang haram, seperti melakukan ruqyah, kuburan, mengkhususkan waktu tertentu untuk ruqyah sperti saat melihat bintang, meruqyah dalam keadaan junub atau memerintahkan penderita untuk diruqyah dalam keadaan junub.
- Pihak yang meruqyah bukanlah penyihir, dukun atau peramal.
Ayat Ruqyah menurut Syariat Islam
Surat Al-Fatihah
Bismillahir-rahmanir-rahim. alhamdu lillahi rabbil-‘alamin. ar-rahmanir-rahim. maliki yaumid-din. iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. ihdinas-syiratal-mustaqim. Shiratallazina an’amta ‘alaihim gairil-maghdzubi ‘alaihim wa lad-dallin.
Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Surat Al-Baqarah ayat 1-5
Alif lam mim. zalikal-kitabu la raiba fih, hudal lil-muttaqin. allazina yu`min?na bil-gaibi wa yuqimunas-salata wa mimma razaqnahum yunfiqun. wallazina yu`minuna bima unzila ilaika wa ma unzila ming qablik, wa bil-akhirati hum yuqinun. ula`ika ‘ala hudam mir rabbihim wa ula`ika humul-muflihun.
Artinya: “Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Surat Al-Baqarah ayat 255-257 ditambah Ayat Kursi (Dilakukan 3x)
Allahu la ilaha illa huw, al-hayyul-qayyum, la ta`khuzuhu sinatuw wa la na`um, lahu ma fis-samawati wa ma fil-ard, man zallazi yasyfa’u ‘indahu illa bi`iznih, ya’lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum, wa la yuhituna bisyai`im min ‘ilmihi illa bima sya`, wasi’a kursiyyuhus-samawati wal-ard, wa la ya`uduhu hifzuhuma, wa huwal-‘aliyyul-‘azim.
la ikraha fid-din, qat tabayyanar-rusydu minal-gayy, fa may yakfur bit-taguti wa yu`mim billahi fa qadistamsaka bil-‘urwatil-wusqa lanfisama laha, wallahu sami’un ‘alim.
allahu waliyyullazina amanu yukhrijuhum minaz-zulumati ilan-nur, wallazina kafaru auliya`uhumut-tagutu yukhrijunahum minan-nuri ilaz-zulumat, ula`ika as-habun-nar, hum fiha khalidun.
Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha hidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya.
Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar.
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”
Surat Al-Baqarah ayat 102 untuk mengobati yang terkena sihir
Wattaba’u ma tatlusy-syayaiinu ‘ala mulki sulaiman, wa ma kafara sulaimanu wa lakinnasy-syayatina kafaru yu’allimunan-nasas-sihra wa ma unzila ‘alal-malakaini bibabila haruta wa marut, wa ma yu’allimani min ahadin hatta yaqula innama nahnu fitnatun fa la takfur, fa yata’allamuna min-huma ma yufarriquna bihi bainal-mar’i wa zaujih, wa ma hum bidarrina bihi min ahadin illa bi`iznillah, wa yata’allamuna ma yadurruhum wa la yanfa’uhum, wa laqad ‘alimu lamanisytarahu ma lahu fil-akhirati min khalaq, wa labi`sa ma syarau bihi anfusahum, lau kanu ya’lamun.
Artinya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.”
Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah.
Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu.”
Surat As-Saffat ayat 1-10
Was-saffati saffa. faz-zajirati zajra. fat-taliyati zikra. inna ilahakum lawahid. rabbus-samawati wal-ardi wa ma bainahuma wa rabbul-masyariq. inna zayyannas-sama`ad-dun-ya bizinatinil-kawakib. wa hifzam ming kulli syaitanim marid. la yassamma’una ilal-mala`il-a’la wa yuqzafuna ming kulli janib. duhuraw wa lahum ‘azabuw wasib. illa man khatifal-khatfata fa atba’ahu syihabun saqib.
Artinya: “Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari. Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia (yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang.
Dan (Kami) telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka, mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, untuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal, kecuali (setan) yang mencuri (pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala.”
Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.