VIVA Edukasi – Contoh laporan keuangan adalah sesuatu hal yang perlu dipahami dan diketahui oleh semua orang yang tertarik untuk bergelut di dunia bisnis. Apalagi, saat ini, untuk bekerja sebagai seorang karyawan perusahaan kadang menuntut kita untuk membuat berbagai laporan, salah satunya berkaitan dengan keuangan.
Laporan keuangan ini adalah data yang menjelaskan mengenai posisi dan aktivitas keuangan di salah satu instansi untuk periode waktu tertentu. Bagi perusahaan-perusahaan besar, laporan keuangan ini telah tersusun dengan rapi dan terstruktur lantaran dibuat oleh seorang akuntan profesional dan berpengalaman.
Namun, akan beda lagi bila dengan perusahaan kecil yang baru merintis sebuah bisnis. Apalagi untuk perusahaan yang mempekerjakan fresh graduate atau lulusan baru untuk membuat laporan. Membuat laporan ini adalah sebuah hal yang cukup menantang lantaran tingkat kesulitannya yang cukup tinggi.
Pentingnya Contoh Laporan Keuangan
Perusahaan kecil biasanya akan mengabaikan laporan pengeluaran dan pemasukan yang kecil. Padahal, hal ini akan memengaruhi seberapa berhasil perusahaan tersebut dijalankan. Karena, uang tetap saja uang, meski jumlahnya kecil, jika dikeluarkan secara terus menerus akan menjadi besar. Bahkan, bisa membuat sebuah perusahaan gulung tikar.
Jenis-Jenis Buku Laporan
Buku Stok Barang
Tidak hanya uang, sebuah perusahaan juga perlu mempunyai buku catatan barang masuk dan keluar. Barang-barang ini merupakan produk yang dibeli atau dijual. Semakin tinggi jumlah pengeluaran dan pemasukan barang, maka penjualan perusahaan juga semakin tinggi. Buku ini adalah contoh laporan yang paling sederhana karena tidak memasukkan uang.
Buku Catatan Pemasukan
Buku catatan pemasukan ini mempunyai fungsi untuk memantau keseimbangan bisnis yang sedang dijalankan. Buku ini akan mencatat seluruh pemasukan keuangan yang ada dalam perusahaan, termasuk utang yang sudah lunas. Buku ini akan dibutuhkan di akhir bulan, kuartal, dan tahun. Jadi, catatlah seluruh pemasukan setiap hari.
Buku Catatan Pengeluaran
Setiap perusahaan, baik perusahaan startup maupun perusahaan besar harus mempunyai buku catatan pengeluaran. Sebab, buku ini dapat dipakai untuk mencatat semua pengeluaran perusahaan tanpa celah.
Kamu harus mencatat semua biaya yang dikeluarkan. Misalnya untuk membeli peralatan kantor maupun kebutuhan lain. Dengan memakai buku catatan ini, kamu dapat dengan mudah menyeimbangkan buku kas di akhir tahun.
Membuat Buku Inventaris
Buku ini sangat bermanfaat untuk memeriksa seluruh barang yang dimiliki oleh perusahaan. Buku ini biasanya berisi seluruh catatan barang yang diurus dan dibeli perusahaan. Selain itu, buku ini juga berfungsi sebagai acuan stabilitas di sebuah perusahaan. Buku ini cukup penting karena akan berkaitan dengan laporan keuangan di akhir periode.
Buku Catatan Kas Utama
Sebuah perusahaan perlu mempunyai buku catatan kas utama. Sebab, bila kamu membuat laporan keuangan tanpa adanya buku catatan kas utama akan sulit untuk dilakukan. Buku ini biasanya akan merangkum seluruh pemasukan dan pengeluaran, baik uang maupun barang.
Dalam buku ini pula, kamu dapat mengetahui seberapa banyak keuntungan dan kerugian yang terjadi dalam perusahaan. Selain itu, buku kas utama juga bermanfaat untuk dasar laporan keuangan.
Contoh Laporan Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi biasanya menyajikan informasi tentang semua kegiatan operasional perusahaan dalam sebuah periode akuntansi. Dalam laporan ini, akan tercantum rincian tentang pendapatan, laba rugi, dan pengeluaran atau beban perusahaan. Selain itu, dalam laporan laba rugi terdapat dua unsur utama, yaitu penjualan dan beban, sedangkan unsur lainnya adalah harga pokok penjualan.
PT Makmur Jaya Abadi
LAPORAN LABA RUGI
Untuk periode berakhir pada tanggal 31 Desember 2020
Pendapatan Usaha
Rp. 50.000.000,-
Beban Usaha:
Beban gaji karyawan Rp. 7.000.000,-
Beban sewa kantor Rp. 5.000.000,-
Beban listrik, telepon dan air Rp. 3.000.000,-
Beban penyusutan Rp. 2.000.000,-
Beban lain-lain Rp. 2.000.000,-
Jumlah beban usaha Rp. 19.000.000,-
Laba Usaha
Rp. 31.000.000,-
Pendapatan Luar Usaha:
Pendapatan bunga Rp. 1.000.000,-
Pendapatan jasa giro Rp. 500.000,-
Jumlah pendapatan luar usaha Rp. 1.500.000,-
Beban Luar Usaha:
Beban bunga pinjaman Rp. 800.000,-
Denda keterlambatan Rp. 200.000,-
Jumlah biaya luar usaha Rp. 1.000.000,-
Pendapatan / Biaya luar usaha
Rp. 500.000,-
Laba bersih sebelum pajak
Rp.31.500.000,
Pajak penghasilan badan (PPh ps 29) – lampiran
Rp. 4.500.000,-
Laba bersih setelah pajak
Rp. 27.000.000,-
2. Laporan Neraca
Laporan neraca merupakan informasi yang mencatat daftar komponen aktiva, kewajiban, dan modal dari sebuah bisnis selama periode tertentu. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah guna mengetahui posisi keuangan perusahaan. Selain itu, laporan ini juga dapat melihat kegiatan keuangan perusahaan, yaitu dari pengeluaran dan pendapatan.
3. Laporan Keuangan Arus Kas
Laporan arus kas atau cash flow statement mempunyai manfaat untuk data tentang arus kas yang masuk dan keluar. Dengan laporan ini, kamu dapat mengetahui seberapa banyak anggaran kas yang terkuras oleh perusahaan dan apakah jumlahnya setara dengan pemasukan atau tidak.
Data ini juga akan dipakai untuk memperkirakan perputaran uang sebuah perusahaan di masa yang akan datang. Tidak hanya itu, laporan arus kas juga akan bermanfaat untuk mempertanggungjawabkan kepada para pemangku kepentingan sebuah instansi.
4. Laporan Persediaan Barang
Laporan persediaan barang ini bisa disebut sebagai laporan yang berisi mengenai rincian tentang stok barang, seperti daftar kode barang, harga jual, stok awal, pembelian dan penjualan, retur pembelian, dan stok akhir yang masih tersedia di gudang maupun toko.
Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.