SURYA.CO.ID, BLITAR – Reputasi Polri saat ini sedang disoroti karena selain terguncang dengan kasus polisi tembak polisi, juga karena ada seorang kapolsek di Sidoarjo yang diduga memakai narkoba. Rasa waswas itu juga dirasakan Kapolres Blitar, AKBP Aditya Panji Anom ketika memerintahkan digelarnya tes urine mendadak pada 16 perwira dalam jajarannya, Kamis (25/8/2022) siang lalu.
Kapolres memang khawatir dengan anak buahnya, saat tes urine pada 16 perwira yang setiap hari bisa dibilang dekat dengannya, di salah satu ruangan di Polres Blitar.
Dan agar para kasat tidak curiga, maka kapolres mengumumkan bahwa hari itu mereka diundang mendadak dengan agenda rapat koordinasi. Dan begitu semua perwira sudah berkumpul, mereka bukan diajak rapat melainkan langsung disuruh masuk satu per satu ke toilet.
Bahkan kapolres memberi contoh sendiri dengan ikut antre untuk diambil sampel urinenya. Hal itu juga diikuti Wakapolres Blitar, Kompol Roycke Betaubun. “Kami juga harus memberikan contoh kepada anak buah,” tegas Aditya.
Meski hanya 16 orang yang menjalani tes urine, namun pelakasanaannya cukup ketat dan berbeda dengan biasanya. Sebab selain langsung dipimpin oleh Kompol Roycke Betaubun dan Kasi Propam, Ipda Hari SH, juga dikerahkan anggota Propam.
Setiap orang yang dapat giliran akan buang air kecil di dalam toilet, ada anggota Propam yang mengawasi di pintu. Tidak ada perwira yang berani menghindar meski kaget dengan tes urine mendadak itu.
“Yang kami tes saat ini baru para pimpinan atau khususnya Pejabat Utama (PJU). Namun tidak menutup kemungkinan berikutnya adalah anggota di bawahnya. Ini berlangsung mendadak karena kami ingin tahu sesungguhnya,” papar Aditya.
Pelaksanaan tes urine itu bertujuan menciptakan kedisiplinan bagi anggota dari pengaruh penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan terlarang lainnya. “Kami belum bisa mengagendakan kapan (tes urine lagi). Kalau sudah tahu atau sudah diagendakan, namanya bukan mendadak. Yang jelas, ini akan dilakukan terus secara rutib,” tegasnya.
Setelah semua perwira dites urine dan hasilnya diketahui negatif, Kapolres dan Wakapolres baru merasa lega.
“Kami nggak mengira kalau ada tes urine karena tak ada pemberitahuan sebelumnya. Meski kami nggak pernah berhubungan dengan hal-hal seperti itu (narkoba) rasanya bagaimana gitu, karena mendadak dan awalnya diundang untuk rapat koordinasi,” ujar seorang perwira yang mengaku plong. ****
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.