Jakarta: Moms and Dads, pernahkah mendengar istilah ‘Tiger Parenting’? Belakangan ini istilah tersebut kembali ramai dibicarakan dalam dunia parenting. Namun, tahukah kamu maksud dari istilah tersebut? 

Tiger parenting adalah metode pengasuhan yang ketat, keras, dan menuntut. Meski begitu, orang tua dengan pola asuh ini bertujuan untuk membuat anak-anak tumbuh dengan tangguh, percaya diri, sukses, dan mempersiapkan dirinya untuk masa depan.

Dalam tiger parenting, orang tua kerap menaruh harapan atau ekspektasi tinggi pada anak.  Paling umum pada aspek akademis, dan seringkali mengandalkan metode yang keras untuk mendorong anak mencapai tujuan dan harapan.

Meskipun memiliki manfaat yang bagus, sayangnya pola asuh ini juga menimbulkan dampak negatif pada perkembangan anak. Bukan cuma itu, kebanyakan orang tua juga tidak menyadari kalau selama ini telah menerapkan Tiger Parenting dalam metode pengasuhannya. 

Seorang Psikolog, Audrey Susanto, M.Psi.,MSc.,Psi menyebutkan ciri-ciri orang tua yang termasuk Tiger Parents, dalam unggahan video di akun Instagramnya, seperti: 

 

1. Terlalu banyak aturan ketat

Anak memang perlu aturan di rumah. Tetapi ketika terlalu banyak aturan ketat, hal ini tentu akan memberikan dampak negatif pada perkembangan psikologinya. 
 

2. Memaksa anak mematuhi semua peraturan 

Apabila dipaksa, maka anak mengikuti peraturan hanya karena rasa takut, perilakunya nggak akan bertahan lama. “Sama seperti orang dewasa, ibu kalau dipaksa gimana rasanya?” tulis Audrey. 



(Tiger parenting adalah metode pengasuhan yang ketat, keras, dan menuntut. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)

 

3. Anak tidak boleh berpendapat

Penting bagi orang tua untuk memberikan kesempatan bagi anak untuk berpendapat. Meskipun tidak setuju dengan pendapat anak, orang tua tetap perlu mendengarkan dan menghargai pendapat anak. 
 

4. Orang tua selalu benar

Sebagai manusia, kita pasti pernah berbuat salah. Jadi, orang tua juga tidak selalu benar. Ada kalanya orang tua salah, dan perlu mengakui serta meminta maaf ke anak.
 

5. Anak nggak boleh berbuat salah

Anak dituntut untuk sempurna, tidak boleh berbuat salah. Padahal, anak masih belajar sehingga wajar sekali berbuat salah.

Semoga kita sebagai orang tua bisa refleksi lagi sehingga tidak melakukan hal-hal tersebut kepada anak.

(yyy)


Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.