Air Force One akan melakukan penerbangan langsung pertama dari Israel ke Arab Saudi di tengah upaya untuk menjalin hubungan antara negara Yahudi dan kerajaan Teluk konservatif yang tidak mengakui keberadaan Israel.
Sebelum itu, Biden akan bertemu dengan para pemimpin Israel yang berusaha memperluas kerja sama melawan Iran. Ia juga akan bertemu para pemimpin Palestina marah pada Washington yang dianggap gagal mengekang agresi Israel.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Frustrasi yang terus-menerus dari diplomasi Israel-Palestina bukanlah hal baru bagi Biden. Ia pertama kali mengunjungi wilayah itu pada 1973 setelah terpilih sebagai anggota Senat.
Israel dan Iran adalah sekutu saat itu, tetapi mereka sekarang adalah musuh bebuyutan yang telah terlibat dalam “perang bayangan” serangan dan sabotase.
Perdana Menteri sementara Israel, Yair Lapid akan menyambut Biden di bandara. Ia mengatakan, pembicaraan akan berfokus pada masalah Iran.
Baca juga: Biden Memulai Tur Timur Tengah ke Arab Saudi dan Israel
Sementara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan, jika tujuan kunjungan Biden untuk meningkatkan keamanan Israel, maka hal tersebut dipastikan gagal.
“Jika kunjungan pejabat Amerika ke negara-negara di kawasan itu untuk memperkuat posisi rezim Zionis, upaya mereka tidak akan menciptakan keamanan bagi Zionis dengan cara apa pun,” kata Raisi, dilansir dari Channel News Asia.
Beberapa saat setelah Biden mendarat, militer Israel akan menunjukkan kepadanya sistem Iron Beam barunya, laser anti-drone yang diklaim sangat penting untuk melawan armada kendaraan udara tak berawak Iran.
Israel menegaskan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menggagalkan ambisi nuklir Iran, dan dengan tegas menentang pemulihan kesepakatan 2015 yang memberikan keringanan sanksi kepada Teheran.
Polisi Israel menyebar ke seluruh Yerusalem tengah pada hari ini. Jalan-jalan utama ditutup saat Air Force One mendarat.
(WIL)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.