Jakarta: Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana menyebutkan transformasi digital menjadi roda pendorong bisnis perseroan di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
 
Menurut dia PT Pos Indonesia (Persero) terus berbenah dengan memetakan dan mengaplikasikan setiap peluang bisnis untuk merawat simbol kekuatan layanan pos yang kini telah berlangsung selama hampir tiga abad.
 
“Perusahaan ini harus bangkit karena usianya sudah 275 tahun. Kami terus memikirkan fundamental bisnis Pos Indonesia, salah satunya digitalisasi,” ujarnya, dilansir dari Antara, Senin, 11 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sepanjang 2021, Pos Indonesia mencatatkan kinerja keuangan yang gemilang lantaran berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp589,7 miliar atau tumbuh 72,43 persen dibandingkan dengan 2020 yang hanya sebesar Rp342,1 miliar. Pencapaian tersebut belum pernah terjadi selama kurun waktu satu dekade terakhir.
 
Choiriana menjelaskan bahwa transformasi digital menjadi pemicu adanya pembaharuan mulai dari layanan kurir, produk dan kanal, teknologi, hingga kultur di Pos Indonesia. Program ini merupakan salah satu cara pos bersaing dengan perusahaan-perusahaan logistik lain.

Menurut dia, ada tiga cara cepat dalam mendorong pertumbuhan sebuah perusahaan, yakni build, buy, dan borrow. Pos Indonesia memilih strategi borrow melalui aksi kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengembangkan bisnis dan menjalankan program transformasi.
 
Secara umum, pos bukan perusahaan digital karena sumber daya manusia dulunya direkrut untuk menjadi petugas yang notabene sebagai administrasi yang mencatat pengiriman surat. “Strategi build itu kalau kami punya kapabilitas dan buy kalau kami punya uang, tapi kedua hal ini kami tidak punya, sehingga kami memilih borrow,” kata Choiriana.
 
“Kalau borrow, kami tinggal pilih partner yang mau bekerja sama dengan pos. Kami open dan ambil yang tercepat,” imbuhnya.
 
Saat ini layanan produk yang dimilik Pos Indonesia berkat program transformasi digital adalah aplikasi PosAja! yang dapat diunduh pada Play Store maupun App Store. Aplikasi yang dibentuk pada pertengahan tahun lalu tersebut bertujuan untuk menjawab tantangan layanan kurir digital yang menuntut serba cepat, murah, mudah, dan sederhana.
 
Choiriana menceritakan dulu sebelum ada transformasi digital, produk pos hanya tersedia pengiriman reguler yang membutuhkan waktu lebih lama. Namun, sekarang Pos Indonesia sudah memiliki layanan premium instan untuk pengiriman paket dan surat dalam kota dengan batas waktu maksimal tiga jam, serta layanan pengiriman sameday dan nextday.
 
Selain itu, perseroan juga sudah bekerja sama dengan beberapa e-commerce, seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak terkait jasa pengiriman barang. Aplikasi PosAja! awalnya diperuntukkan untuk kurir digital Pos Indonesia, lalu berkembang menjadi aplikasi yang juga bisa dipakai oleh masyarakat umum yang ingin merasakan kemudahan berbelanja.
 
“Layanan ini juga sudah kami masukkan ke aplikasi kurir PosAja! yang terhubung dengan marketplace. Aplikasi ini bisa beli sembako, produk fesyen, hingga buku Gramedia,” pungkas Choiriana.
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.