Bangkok: Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa tiba di Bangkok, Thailand pada Kamis 11 Agustus 2022. Otoritas Thailand mengatakan, Rajapaksa akan tinggal sementara.
 
Rajapaksa berpaling ke Thailand setelah berminggu-minggu mencari perlindungan di Singapura menyusul penggulingannya pada pertengahan Juli.
 
Dia tiba di Bandara Don Mueang sekitar pukul 8.00 malam waktu Bangkok bersama istrinya, dan mereka terlihat meninggalkan terminal dengan mobil hitam sekitar 40 menit kemudian.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Mereka telah berangkat dari Bandara Seletar Singapura pada malam sebelumnya dengan menggunakan pesawat sewaan. Rajapaksa tiba di Bangkok pada hari yang sama saat visanya di Singapura habis masa berlaku.
 

Mantan presiden berusia 73 tahun itu melarikan diri Juli lalu, di tengah protes selama berbulan-bulan atas krisis ekonomi terburuk Sri Lanka dalam beberapa dasawarsa. Pemerintahannya dianggap telah membuat banyak warga Sri Lanka kekurangan bahan bakar, makanan, dan obat-obatan.
 
“Dia tiba di Singapura pada 14 Juli dan diberikan izin kunjungan jangka pendek selama 14 hari. Ini kemudian diperpanjang hingga 11 Agustus,” The Straits Times melaporkan sebelumnya.
 
Kedatangannya di Bangkok menandai pemberhentian kedua di Asia Tenggara yang dilakukan Rajapaksa untuk mencari perlindungan dari gejolak politik di tanah airnya dan protes besar-besaran yang sebagian besar ditujukan padanya.
 
“Thailand menerima permintaan dari Pemerintah Sri Lanka saat ini untuk mengizinkan mantan presiden masuk ke kerajaan,” kata Direktur Jenderal Kementerian Penerangan Thailand dan juru bicara kementerian luar negeri, Tanee Sangrat pada Rabu 10 Agustus 2022.
 
“Pertimbangan itu didasarkan pada hubungan lama dan ramah antara Thailand dan Sri Lanka,” tambahnya.
 
Sebagai pemegang paspor diplomatik Sri Lanka, Rajapaksa dapat memasuki Thailand tanpa visa selama 90 hari.
 
“(Rajapaksa) hanya menetap sementara dengan tujuan perjalanan selanjutnya. Tidak ada suaka politik yang dicari,” kata Tanee.
 
Kedua negara tidak memiliki perjanjian ekstradisi.
 
Pada Rabu, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha mengatakan, kunjungan Rajapaksa adalah untuk “alasan kemanusiaan” dan bahwa mantan presiden telah berjanji untuk tidak melakukan kegiatan politik selama dia tinggal sambil mencari suaka politik di negara ketiga.
 
Pada 14 Juli, Rajapaksa melarikan diri ke Singapura melalui Maladewa, dan kemudian mengajukan pengunduran dirinya segera setelah mendarat di Bandara Changi.
 
Pihak berwenang Singapura telah mengatakan bahwa mantan presiden diizinkan masuk ke negara itu untuk kunjungan pribadi, dan tidak meminta, juga tidak diberikan suaka.
 
Penggantinya, Ranil Wickremesinghe, dilantik sebagai penjabat Presiden Sri Lanka pada 15 Juli, dengan dukungan anggota parlemen dari partai Rajapaksa.
 
Wickremesinghe sejak itu berjanji untuk mengesahkan undang-undang untuk membatasi kekuasaan presiden – yang merupakan salah satu tuntutan utama para pengunjuk rasa. Dia juga telah mengumumkan keadaan darurat yang mengakibatkan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa dan penyelenggara utama di negara itu.

 

(FJR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.