SURYA.CO.ID, SURABAYA – Sejak awal tahun 2020, dunia telah sangat terdampak oleh COVID-19, dibidang kesehatan dan perkenomian di semua negara. Industri penerbangan global menjadi bidang pertama yang terdampak oleh hal ini.

Pada 27 September 2022, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) akan mengadakan Sidang Umum ke-41, dengan tema “Menghubungkan kembali dunia”, untuk menunjukkan komitmen komunitas penerbangan sipil internasional terhadap Antisipasi pemulihan pascapandemi.

Keselamatan penerbangan tidak mengenal batas. Selama ini ICAO mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dalam pertemuan di semua tingkatan, akan tetapi Taiwan sebagai bagian dari operasi penerbangan global, yang bertanggung jawab atas “Wilayah Informasi Penerbangan Taipei” (Taipei Flight Information Region, Taipei FIR singkatnya), dan memiliki lalu lintas udara dalam jumlah besar di Asia Timur, tidak dapat berpartisipasi karena faktor politik.

TETO Surabaya meminta ICAO untuk memegang teguh tujuan pendiriannya, menghilangkan faktor politik, dan mengundang Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan untuk berpartisipasi dalam Majelis Umum ICAO berdasarkan fakta-fakta berikut:

1. ICAO yang inklusif

ICAO telah lama mengundang negara-negara non-partai, organisasi internasional penerbangan sipil non-pemerintah penting, dan bahkan perusahaan penerbangan sipil untuk berpartisipasi dalam pertemuan ICAO di semua tingkatan. Demi menjaga keamanan penerbangan sipil internasional dan perkembangannya.

2. Pentingnya Taipei FIR

Taipei FIR adalah salah satu bagian dari 300 FIR ICAO di seluruh dunia serta merupakan bagian integral dari FIR global. Taipei FIR memiliki 18 rute internasional, 4 rute domestik, dan 17 bandara yang menyediakan layanan penerbangan sipil. Sebelum merebaknya COVID-19, pada tahun 2019, FIR Taipei telah menyediakan lebih dari 1,85 juta penerbangan kontrol lalu lintas udara dan sekitar 72 juta penumpang udara, mengalami peningkatan 5,7 persen dan 4,7 % dibandingkan tahun 2018. Dalam dua tahun terakhir, akibat dampak pandemi, penumpang udara menurun secara signifikan, kemudian pada 2020 dan 2021, penerbangan terkontrol tetap tersedia sebanyak 1,01 juta dan 830.000.
Meskipun lalu lintas penumpang udara sangat terkena dampak pandemi, segmen kargo udara menunjukkan kinerja yang cemerlang. Pada tahun 2021, volume kargo udara sekitar 2,92 juta ton, terjadi peningkatan substansial sekitar 26 % dibandingkan sebelum pandemi (2,31 juta ton pada tahun 2019). Menurut statistik Airports Council International (ACI), volume kargo internasional Bandara Internasional Taoyuan, bandara yang terbesar di Taiwan, telah melonjak ke tempat keempat di dunia pada tahun 2020.

3. ICAO membangun kembali jaringan transportasi global, harus mengikutsertakan Administrasi Penerbangan Sipil

Taiwan Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan sebagai pihak manajemen Taipei FIR, bertanggung jawab atas manajemen navigasi yang aman, menyediakan layanan informasi penerbangan yang lengkap, dan perencanaan rute wilayah udara yang aman dan efisien. Dalam segi manajemen resiko dan manajemen keamanan ICAO harus mengizinkan Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan, sama seperti setiap otoritas penerbangan sipil FIR di dunia, berpartisipasi dalam ICAO dan memperoleh informasi ICAO secara real time, untuk memastikan keselamatan dan efisiensi penerbangan semua pesawat dan penumpang yang menggunakan Taipei FIR di seluruh dunia, serta mencapai tujuan ICAO untuk membangun kembali jaringan transportasi global di era pasca-pandemi.

4. Kerjasama regional, sejalan dengan kepentingan pembangunan regional

Pencapaian perkembangan transportasi udara Taiwan telah diakui oleh banyak orang, dan partisipasi Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan di ICAO dapat mendorong kerja sama regional. Mengambil contoh layanan penerbangan, ICAO mempromosikan proyek Asia-Pacific Cross-Border Multi-Nodal ATFM Collaboration di kawasan Asia-Pasifik untuk mengurangi kemacetan lalu lintas udara di berbagai bandara dan konsumsi bahan bakar pesawat yang terdampar di udara demi meningkatkan efisiensi penerbangan di kawasan Asia-Pasifik, tertinggalnya Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan untuk berpartisipasi dalam rencana regional ini untuk bekerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dapat menyebabkan kemacetan dalam pertumbuhan lalu lintas udara secara keseluruhan di kawasan Asia-Pasifik.

Taiwan di berbagai bidang seperti keselamatan penerbangan, hak asasi manusia, kesehatan, perlindungan lingkungan dan pengurangan karbon, telah diakui oleh banyak negara. Indonesia dan Taiwan sudah lama bersahabat. Demi melindungi standar tertinggi keselamatan dan standar pelayanan terbaik udara antara Indonesia dan Taiwan, Director-General Taipei Economic and Trade Office di Surabaya Benson Lin meminta semua kalangan di Indonesia untuk mendukung partisipasi substansial Taiwan dalam konferensi, kegiatan, dan mekanisme teknis ICAO, dengan “Menghubungkan Kembali Taiwan” (Reconnecting Taiwan), bergandengan tangan dengan Taiwan untuk melindungi dan menjaga kawasan udara yang lebih aman. (*)


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.