“Ini gempa kecil, mulai tingkat dirasakan, dangkal, dan dalam. Tidak perlu panik, namun tetap waspada,” ujar Jamroni, Senin, 4 Juli 2022.
Ia mengatakan periode gempa terjadi sejak 1 hingga 30 Juni 2022. Sebaran gempa bumi juga terjadi di wilayah Gorontalo, Malili, dan Selayar, Sulawesi Selatan. Gempa juga dirasakan di Majene, Sulawesi Barat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Adapun distribusi gempa bumi dari 234 kejadian, 12 kali kejadian gempa bumi dirasakan, 202 gempa bumi dangkal, 29 kejadian gempa bumi kedalaman menengah, dan 3 kali kejadian gempa bumi dalam. Selain itu, pada bulan Juni 2022, sesar yang paling aktif menimbulkan kejadian gempa bumi adalah Sesar Sorowako dan Sesar Batui-Balantak.
Untuk frekuensi kejadian gempa di bawah 2 magnitudo telah terjadi sebanyak 25 kali, di bawah 2-3 terjadi sebanyak 140 kali, dan di bawah 3-4 magnitudo terjadi 51 kali. Kemudian, gempa di bawah 4-5 magnitudo terjadi 14 kali dan di atas 5 magnitudo sebanyak 4 kali.
Baca: BPBD Mendata Rumah Terdampak Gempa di Nagan Raya
Untuk frekuensi kejadian gempa berdasarkan kedalamannya sebanyak 44 kali dengan kedalaman 60 kilometer (km), menengah terjadi 6 kali pada kedalaman 60-300 kilometer, serta 2 kali terjadi gempa di kedalaman lebih dari 300 km.
Untuk frekuensi dirasakan itu 12 kali dan satu di antaranya merusak. Kemudian gempa bumi menengah itu 29 kejadian dengan kedalaman mulai 60 hingga 300 kilometer di bawah laut.
“Sementara gempa bumi dalam itu dengan kedalaman lebih dari 300 kilometer terjadi sebanyak 3 kali kejadian,” tutur dia.
Jamroni mengaku jika rentetan gempa sebulan terakhir merupakan bagian dari proses alam. Gempa itu kekuatannya relatif kecil, sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
“Dalam periode gempa ini, sesar atau patahan yang aktif adalah sesar Sorowako dan Batui-Balantak,” ucap Jamroni.
(NUR)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.