“Presidensi G20 Indonesia mengakui pentingnya pemulihan ekonomi berkelanjutan pascapandemi covid-19, termasuk dalam transisi energi,” ujar Co-Sherpa G20, yang juga Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi dalam keterangan resmi, dilansir Antara, Rabu, 13 Juli 2022.
Dalam diskusi sesi ketiga kelompok kerja Sherpa G20, dilakukan pembahasan terkait nasib masyarakat yang tinggal di area terpencil dan rentan dalam menghadap kelangkaan energi, degradasi lingkungan, dan perubahan iklim yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Untuk memastikan akuntabilitas pemakaian energi serta terlaksananya pelestarian lingkungan dan iklim, negara anggota G20 harus meneruskan pengimplementasian pengaturan antikorupsi. Presidensi G20 Indonesia menekankan pentingnya nilai-nilai transparansi dan akuntabilitas, baik dalam sektor publik maupun privat,” ujarnya.
Sebagaimana pernah ditekankan juga oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ekonomi satu negara yang pulih tidak ada artinya tanpa pemilihan negara-negara lain.
Sherpa G20 dalam kelompok kerja transisi energi turut mempertegas komitmen mereka untuk menyiapkan dan mengimplementasikan transisi energi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Mereka juga sedang merancang aksi nyata yang antara lain adalah aksesibilitas energi yang universal terutama untuk negara-negara kepulauan, memaksimalkan teknologi yang smart and clean serta pembentukan ekosistem inovasi, dan memfasilitasi investasi di bidang energi, terutama yang akan membantu memitigasi dampak perubahan iklim.
Penguatan pemulihan negara berkembang, negara kurang berkembang dan negara berkembang kepulauan kecil menjadi salah satu agenda prioritas bagi kelompok kerja pembangunan dengan pembahasan terkait kesempatan, tantangan, dan aksi, yang akan dimuat dalam “G20 Roadmap for Stronger Recovery and Resilience“.
“Roadmap tersebut fokus pada peningkatan produktivitas dan daya saing UMKM, jaminan sosial yang dapat beradaptasi pada krisis di masa depan dan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan melalui konsep Green Economy dan Blue Economy melalui strategi perkembangan rendah karbon. Untuk mencapai target yang direncanakan, strategi mempromosikan skema pembiayaan yang mengkombinasikan beberapa sumber pendanaan juga perlu dipertimbangkan,” katanya.
(AHL)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.