Jakarta: TikTok menjadi aplikasi non game paling banyak diunduh dan meraih pendapatan tertinggi di dunia selama semester pertama tahun 2022. Aplikasi ini turut menjadi aplikasi dengan basis pengguna paling aktif di antara aplikasi jejaring sosial lainnya.
 
Berdasarkan Power User Curve di Consumer Intelligence dari Sensor Tower, TikTok merupakan aplikasi dengan basis pengguna paling aktif kedua jika dibandingkan dengan pesaingnya, tepatnya 29 persen pengguna secara aktif mengakses aplikasi per hari setiap bulan pada Q2 2022.
 
Laporan ini turut menyebut secara global, rata-rata pengguna TikTok menghabiskan waktu selama 95 menit per hari pada kuartal kedua 2022, empat kali lebih tinggi dari durasi rata-rata yang dihabiskan pengguna di Snapchat selama 21 menit.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain itu, durasi pengguna TikTok tersebut juga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna di Twitter selama 29 menit, dan hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan Facebook selama 49 menit dan Instagram selama 51 menit.
 
Sementara itu, YouTube mencatat durasi rata-rata tertinggi kedua yang dihabiskan pengguna per hari di platform pada Q2 2022, selama 74 menit. Sebelumnya, TikTok mengumumkan telah mulai mengatur ulang rute data pengguna Amerika Serikat (AS) ke server milik Oracle.
 
Laporan yang beredar mengklaim pegawai TikTok berbasis di Tiongkik telah berulang kali mengakses data pengguna AS. Pengaksesan ini dilaporkan telah terjadi setidaknya selama beberapa bulan.
 
Dalam catatan rapat staf internal dan presentasi yang dihimpun BuzzFeed News, pegawai TikTok dilaporkan mengungkap bahwa mereka harus meminta bantuan rekan di Tiongkok untuk mengakses data pengguna AS, sebab tidak dapat mengaksesnya sendiri.
 
Sementara itu, ByteDance, perusahaan pemilik TikTok, kian serius terkait rencananya merambah ranah Virtual Reality (VR). ByteDance dilaporkan berencana untuk menginvestasikan dana dalam jumlah besar untuk mengembangkan konten terkait VR.
 
Mengutip Protocol, bagian besar investasi ByteDance tersebut akan dialokasikan untuk perekrutan, sebab lebih dari 40 lowongan pekerjaan telah ditampilkan untuk Pico, produsen headset VR asal Tiongkok yang diakuisisi ByteDance pada tahun 2021 lalu.
 

(MMI)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.