Jakarta: Pengamat ekonomi Piter Abdullah mengatakan Indonesia tidak akan mengalami nasib yang serupa dengan Sri Lanka. Hal itu senada dengan optimisme Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mengatakan potensi Indonesia jatuh ke jurang resesi sangat kecil.
 
“Indonesia tidak bisa disamakan dengan Sri Lanka. Ekonomi Indonesia didukung kekayaan sumber daya alam yg berlimpah. Kenaikan harga komoditas yang saat ini menjadi beban bagi banyak negara lain justru menjadi limpahan berkah bagi Indonesia,” kata dia kepada wartawan, Rabu, 27 Juli 2022.
 
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) ini menjelaskan banyak alasan yang membuat Indonesia tidak akan seperti Sri Lanka. Selain penerimaan yang tinggi, struktur ekonomi Indonesia juga cukup kokoh ditopang oleh berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta nasional di berbagai sektor ekonomi.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Penerimaan pemerintah mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan selama periode booming harga komoditas. Hal ini tidak dialami oleh Sri Lanka. Semuanya aktif memutar perekonomian Indonesia menghasilkan output nasional sekaligus menjadikan Indonesia termasuk 20 besar ekonomi dunia. Sekali lagi hal ini tidak dimiliki oleh Sri Lanka,” jelas Piter.
 
Di luar itu, ia menambahkan, Indonesia juga memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang terencana cukup baik. Piter menilai kondisi fiskal Indonesia juga sangat disiplin dengan utang pemerintah tidak pernah melewati batas 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
 
“Dengan kinerja perekonomian yang konsisten didukung kedisiplinan pemerintah mengelola fiskal, investor asing dan domestik tidak pernah kehilangan keyakinannya untuk membeli surat-surat utang Indonesia. Fiskal terjaga dengan terus berputarnya utang pemerintah,” ungkapnya.
 

 
Piter mengatakan, Indonesia sudah teruji menjadi negara yang survive di tengah krisis seperti saat pandemi lalu. Meski sempat mengalami resesi, namun karena koordinasi kebijakan yang sangat baik di bidang perekonomian, hal ini membuat ekonomi Indonesia cepat kembali pulih.
 
“Respons kebijakan yang terukur dari OJK mampu menjaga sistem keuangan tidak mengalami pemburukan yang berarti. Terjaganya stabilitas sistem keuangan ini juga yang membedakan Indonesia dengan Sri Lanka. Hal ini sekaligus menegaskan perekonomian Indonesia jauh dari kemungkinan kebangkrutan seperti Sri Lanka,” ujar dia.
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan potensi Indonesia jatuh ke jurang resesi sangat kecil. Meskipun saat ini sederet negara di dunia sudah mengalami resesi bahkan bangkrut, namun Indonesia berada dalam kondisi yang relatif cukup baik.
 
“Indonesia melihat bahwa situasi domestik kita relatif baik. Beberapa negara masuk resesi tapi Indonesia melihat potensi dari resesinya dibanding negara lain relatif sangat kecil, yaitu sekitar tiga persen,” kata Airlangga.

 

(HUS)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.