Jakarta: Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang Rachmat Gobel menilai investasi yang telah dikucurkan Jepang ke Indonesia harus diperkuat oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dan memiliki kapabilitas.
 
“Investasi Jepang di Indonesia harus memperkuat peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Jadi poinnya bukan mempekerjakan orang tapi memanusiakan manusia,” kata Rachmat Gobel melalui keterangan tertulis, Jumat, 29 Juli 2022
 
Hal itu ditekankan Rachmat Gobel lantaran investasi Jepang tak banyak membawa tenaga kerja dari negara asalnya. Jepang selalu memberdayakan tenaga kerja dari negara setempat.
 
“Dengan demikian terjadi transfer of skill dan transfer of knowledge, sehingga kualitas sumberdaya setempat mengalami peningkatan. Ini penting sebagai bagian dari tahapan transfer of technology dan penguasaan proses industri,” ucapnya.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurutnya, Jepang tidak begitu menghadapi problem mengenai kependudukan sehingga tidak membutuhkan pengerahan tenaga kerjanya ke negara yang menjadi tujuan investasinya, seperti dalam proyek-proyek infrastruktur, pertambangan, dan industri yang dibangun Jepang. Contohnya, pelabuhan Patimban maupun pembangunan MRT di Jakarta.
 
“Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia tentu berkepentingan terhadap penyerapan angkatan kerjanya. Jadi terjadi simbiosis yang sangat menguntungkan bagi Indonesia,” imbuhnya.
 
Untuk mengoperasikan industri dan pabrik yang dibangunnya di Indonesia saja, Rachmat Gobel melanjutkan, Jepang memanfaatkan sumber daya manusia Indonesia. Namun tak dipungkiri, untuk bisa mengoperasikan itu tentu membutuhkan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu. “Ini poin yang sangat penting,” imbuhnya.
 

 
Di dalam industri Jepang, ia juga menambahkan, adanya konsep monozukuri dan hitozukuri yaitu mencipta barang dan membangun sumberdaya manusia.
 
“Konsepnya adalah sebelum membuat barang yang berkualitas maka dimulai dengan membangun sumberdaya manusia yang berkualitas terlebih dahulu. Jadi tak asal bikin barang. Karena itu, dalam setiap melakukan investasi selalu diiringi dengan mendirikan training center,” tuturnya.
 
“Justru di sini kekuatannya dan ini sangat menguntungkan bagi negara yang menerima investasi dari Jepang,” tambah Rachmat Gobel.
 
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo diterima oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako. Selain itu, Presiden juga bertemu 10 CEO perusahaan-perusahaan di Jepang seperti Toyota, Mitsubishi, Denso, Sharp, Sojitz, Inpex, dan Kansai.
 
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan sejumlah perusahaan Jepang akan memperluas investasinya di Indonesia dengan nilai total USD5,2 miliar atau Rp75,4 triliun. Jepang adalah investor terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura.

 

(HUS)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.