“Kami membuat banyak program pembinaan dan pelatihan kepada UKM agar mereka dapat meningkatkan kualitas produk atau jasanya, sehingga bisa meningkatkan penjualan dan daya saing secara keseluruhan,” ujar SVP UMUM dan TJSL Pupuk Indonesia Yana Nurahmad Haerudin dalam keterangan tertulis, Minggu, 14 Agustus 2022.
Pupuk Indonesia memberikan pembinaan dan pelatihan kepada UKM dari sejumlah sektor atau bidang usaha. Mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, industri, hingga jasa. Mitra UKM binaan ini mendapat beragam bantuan, diantaranya pinjaman modal, pelatihan ilmu pemasaran, manajemen usaha, dan sebagainya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pemberdayaan UKM sendiri merupakan komitmen Pemerintah Indonesia saat ini karena memiliki peranan penting pada produk domestik bruto (PDB) dengan kontribusinya yang mencapai 61 persen. Sektor UKM juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
Selain itu, digitalisasi juga sudah merambah ruang lingkup pemberdayaan UKM. Menurut data Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD146 miliar atau Rp2.100 triliun pada 2025.
Nilai ini menjadi peluang besar bagi UKM untuk memasuki dunia digital. Apalagi pemerintah sudah mengembangkan cetak biru ekonomi dan keuangan digital dimana 62,9 juta UKM bisa dilibatkan dalam digitalisasi ini.
“Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penengah atau fasilitator (enabler) yang membuat UKM berkesempatan untuk meningkatkan kecakapan dan kapasitasnya. Dimana saat ini telah banyak muncul enabler pemberdayaan UKM dari berbagai perusahaan, mulai dari swasta hingga BUMN, termasuk Pupuk Indonesia,” jelas Yana.
Atas upaya dalam program Optimalisasi Pembinaan dan Pelatihan pada UKM Menuju Mitra Naik Kelas, Pupuk Indonesia berhasil meraih penghargaan kategori Human Capital Enabler dalam ajang Marketeers SME Enablers Award 2022. Penghargaan ini diberikan berdasarkan lima kriteria penilaian.
Pertama, keunikan program pembinaan (Program Creativity). Kedua, kesesuaian program UKM dengan bisnis yang digeluti oleh pembina UKM (Business Model Alignment). Ketiga, jangkauan program yang terukur dari jumlah dan sebaran UKM binaan (Implementation Reach).
Keempat, dampak positif secara sosial ekonomi dari program pada UKM binaan (Societal Impact). Kelima, keberlanjutan dan konsistensi program dalam jangka panjang (Implementation Sustainability).
“Penghargaan ini merupakan suatu bentuk pengakuan publik atas kinerja program tanggung jawab sosial (TJSL) Pupuk Indonesia dimana perusahaan dianggap memenuhi bahkan melebihi standar kriteria di atas. Sekaligus membuktikan komitmen kuat perusahaan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.
(HUS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.