Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Yair Lapid berjanji mengusut tuntas terkait tuduhan seorang mantan sipir penjara Gilboa bahwa ia telah berulang kali diperkosa seorang narapidana Palestina. Mantan sipir itu mengaku dipaksa oleh atasannya untuk bekerja sebagai “budak seks.”
 
Dilansir dari Channel News Asia, Senin, 01 Agustus 2022, laporan mengenai dugaan adanya seorang sipir perempuan yang dilecehkan narapidana di penjara Gilboa telah bersirkulasi di media Israel selama bertahun-tahun.
 
Namun pada September lalu, manajemen penjara Gilboa berada di bawah pengawasan terbaru setelah enam tahanan Palestina kabur dari penjara Gilboa dengan membuat terowongan di sistem drainase.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Baca:  6 Warga Palestina Kabur dari Penjara Israel
 
Dalam setahun terakhir, muncul sejumlah pernyataan laporan mengenai “Skandal Prostitusi,” istilah yang digunakan beberapa media Israel untuk menyebut laporan terkait atasan pria yang memerintahkan sipir perempuan untuk melakukan hal-hal tertentu yang rentan terhadappelecehan seksual.
 
Pekan kemarin, seorang perempuan – yang mengidentifikasi dirinya sebagai mantan sipir Penjara Gilboa — mempublikasikan kesaksian secara daring dengan mengatakan bahwa ia telah berkali-kali diperkosa seorang tahanan asal Palestina.
 
Perempuan yang menyembunyikan identitasnya itu mengaku telah “diserahkan” oleh atasannya kepada seorang tahanan Palestina sebagai “budak seks pribadi.”
 
“Saya tidak ingin diperkosa, tidak ingin dilecehkan lagi dan lagi,” ujar perempuan itu.
 
Pengacara korban, Keren Barak, kemudian menegaskan kesaksian kliennya pada media Channel 12 Israel pada akhir pekan kemarin. Ia mengatakan bahwa kliennya membutuhkan bantuan kesehatan mental setelah kejadian tersebut.
 
“Tidak dapat (ditoleransi) bahwa seorang tentara diperkosa oleh teroris selama penugasannya,” kata PM Yair Lapid kepada kabinet Israel.
 
“Itu harus – dan akan – diselidiki. Kami akan memastikan bahwa tentara tersebut akan menerima bantuan (perlindungan dari kami),” sambungnya.
 
Dalam pernyataan terpisah pada hari Minggu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel Omar Barlev mengatakan bahwa “peristiwa yang terjadi beberapa tahun lalu di penjara Gilboa” itu telah mengguncang masyarakat Israel.
 
“Saya membaca kesaksian yang telah dipublikasikan dan saya sangat terkejut,” ungkap Barlev.
 
Penjara Gilboa, yang terletak di utara Israel, adalah tempat penahanan sejumlah warga Palestina terkait kasus-kasus penyerangan terhadap warga Israel. (Gracia Anggellica)
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.