Jakarta: Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan berkomitmen membantu pemerintah dalam menyukseskan program pemulihan ekonomi. Lewat Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) & CSR, perusahaan mampu meraih nilai tambah.
 
Komitmen tersebut, salah satunya diimplementasikan melalui program Mitra Kebanggaan atau Mangga yang digulirkan sejak Agustus 2021 lalu. Program ini meneruskan kontribusi Petrokimia Gresik dalam memberdayakan dan mengembangkan ekonomi masyarakat sejak 1984  melalui program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK).
 
Program Mangga menyasar dua sektor yakni, agro sociopreneur dan creative sociopreneur yang dilaksanakan saat perekonomian nasional butuh dorongan pertumbuhan akibat pandemi. Melalui program ini, Petrokimia Gresik telah membantu lebih dari 650 mitra yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan sekitarnya, dengan penyaluran dana bergulir mencapai Rp50 miliar di tahun ini.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Alhamdulillah selama satu tahun berjalan, program Mangga mampu memulihkan perekonomian mitra kami untuk tumbuh lebih cepat. Hal ini selaras dengan semangat 77 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat, serta Sustainable Development Goals (SDGs), dan ISO 26000,” ujar Dwi Satriyo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 13 Agustus 2022.
 
Hingga saat ini, Petrokimia Gresik telah menjalankan delapan program Mangga, yaitu Mangga Gadung (Pedagang Unggul), Mangga Makmur (Majukan Usaha Rakyat), Mangga Golek (Go Organik Level Ketiga), Mangga Muda (Generasi Muda), Mangga Madu (Mama Dikasih Usaha), Mangga Platinum Global (Mangga yang mampu melakukan kegiatan ekspor), Mangga Platinum Modern (Mangga yang mampu mengelola keuangan dan bisnis secara modern), serta Mangga Digital (Mangga yang melakukan transaksi melalui e-commerce atau online).
 
Melalui program Mangga Gadung, Petrokimia Gresik berupaya memberdayakan pedagang pupuk non subsidi untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Selain memperoleh pinjaman modal tanpa bunga, kios juga mendapatkan akses yang lebih mudah untuk mendapatkan pupuk non subsidi dan bantuan promosi.
 
“Secara keseluruhan, pelaksanaan program Mangga Gadung mampu mendongkrak laba kios sebesar 43 persen dan meningkatkan panen petani rata-rata sebesar 33 persen,” paparnya.
 

 
Sedangkan program Mangga yang dikhususkan untuk mendukung program Makmur yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir adalah Mangga Makmur. Dari program Mangga Makmur ini, terdapat peningkatan pendapatan petani rata-rata 44 persen hingga 46 persen. Peningkatan pendapatan ini diperoleh melalui bertambahnya produktivitas 30 persen sampai 33 persen.
 
Selanjutnya, Petrokimia Gresik juga memiliki Mangga yang memproduksi pakan ternak yaitu Makmur Amanah Sejahtera. Program yang masuk dalam jenis Mangga Muda ini merupakan upaya Petrokimia Gresik dalam mendukung ketahanan pakan ternak di Indonesia. Program ini memanfaatkan bahan baku utama berupa bungkil sawit atau limbah pengolahan minyak kelapa sawit untuk pakan ruminansia, unggas, dan ikan.
 

“Selama ini produksi pakan ternak kita banyak menggunakan jagung sebagai campuran. Padahal harga jagung sangat fluktuatif, sehingga berpengaruh pada mahalnya harga pakan ternak. Di satu sisi, limbah kelapa sawit jumlahnya melimpah dan belum dioptimalkan. Melalui program CSR & TJSL ini, kita menjadikan bungkil sawit sebagai substitusi jagung,” urai Dwi Satriyo.
 

Atas upaya tersebut, program TJSL & CSR Petrokimia Gresik mendapatkan apresiasi tertinggi dalam ajang nasional TJSL & CSR Award 2022 berupa ‘Bintang 5’ untuk tiga pilar utama, yaitu Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Capaian tersebut sekaligus mengantarkan Dwi Satriyo sebagai ‘The Most Committed Leader to TJSL Initiative on Developing Healthy Villages’ di ajang yang sama.

 

(HUS)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.