Jakarta: Pengamat Rusia dari Universitas Indonesia, Ahmad Fahrurodji, mengatakan kesuksesan pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menjadi modal penting bagi Indonesia sebagai Presidensi G20-2022.
 
Meski pemimpin Rusia dan Ukraina sudah memberikan lampu hijau dan bersikap kooperatif, menurutnya masih ada permasalahan yang harus dihadapi.
 
“Berbeda dengan Putin yang bisa memutuskan sendiri sikap atas nama negaranya, Zelensky harus menunggu sinyal positif dari AS untuk menentukan sikap bagi kepentingan bangsanya. Artinya, langkah perdamaian yang akan disampaikan Zelensky harus terlebih dahulu mendapat restu dari Washington dan Brussels,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Kamis, 30 Juni 2022.
 

Dihubungi terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah berharap Presiden Jokowo berhasil merintis upaya-upaya perdamaian antara Ukraina dan Rusia. Jika ini berhasil, tentunya akan meningkatkan wibawa Indonesia di mata dunia.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Jokowi memiliki peluang yang cukup besar untuk berhasil karena posisinya yang diterima kedua pihak. Tidak banyak tokoh yang bisa diterima dengan baik oleh kedua pihak baik Ukraina maupun Rusia. Dari sangat sedikit itu, atau mungkin satu-satunya adalah Jokowi,” tutur Piter.
 
Dia menambahkan, baik Rusia maupun Ukraina sesungguhnya membutuhkan mitra yang bisa menjadi saluran untuk menyampaikan keinginan atau tuntutan mereka. Apabila Jokowi dapat memenuhi harapan ini, menurutnya peluang damainya Rusia dan Ukraina sangat terbuka lebar.
 
Sementara itu, Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini memandang misi perdamaian Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia merupakan secercah harapan dan langkah awal agar bumi lebih damai dan jauh dari perang.
 
“Upaya perdamaian ini patut diacungi jempol dan tidak boleh berhenti melainkan nanti dilanjutkan oleh menteri di bawahnya,” kata Didik.
 
Dia pun menilai posisi Presidensi G20 Indonesia di dalamnya sangat strategis dan menguntungkan bagi Presiden Jokowi dan Indonesia untuk berperan.
Didik menegaskan Indonesia layak tampil sebagai negara yang berpengaruh di dunia untuk menjalankan misi perdamaian ini.
 
“Peranan Jokowi dalam hal ini sangat dihargai karena merupakan lompatan untuk Indonesia tampil kembali di gelanggang internasional, yang riskan konflik,” kata dia.
 

(DEV)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.