SURYA.CO.ID, GRESIK – Pusat produk unggulan atau produk lokal yang cenderung sepi, memang terjadi hampir di semua daerah. Hal itu juga dialami Pudak Gallery di Jalan Pahlawan, Desa Tlogobendung, Kabupaten Gresik yang malah terlihat sepi padahal sejak awal berdirinya disiapkan sebagai pusat produk UMKM dan oleh-oleh khas Gresik.

Kondisi itu menuai kritikan dari Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Gresik, Siti Muafiyah, Selasa (5/7/2022). Siti mendesak Pemkab Gresik memperbaiki pengelolaan dan promosi Pudak Gallery agar bisa semakin hidup, apalagi bangunan menarik itu dibangun dengan anggaran Rp 8 miliar.

Menurut Siti Muafiah, pembangunan gedung Pudak Gallery memakai APBD, jadi seharusnya bisa untuk pemberdayaan UMKM. Dan Pudak Gallery yang ada di tengah Kota Gresik sangat potensial untuk singgah masyarakat dan wisatawan, sehingga bisa menambah pendapatan bagi masyarakat.

“Padahal kalau tempat itu dikelola dengan baik, bisa memberdayakan pelaku usaha kecil,” kata mantan anggota DPRD Kabupaten Gresik itu.

Siti Muafiah mencontohkan, warung kopi legendaris Cak Ri di Kawasan Industri Gresik (KIG), yang selalu ramai walaupun sudah pindah tempat. Dan masih dicari pelanggannya.

Dari ramainya warung Cak RI, Siti Muafiah meminta Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Kabupaten Gresik untuk mencari pola agar aset pemkab itu selalu ramai dan bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Dinas Koperindag UMKM harus mencari cara, bagaimana masyarakat bisa datang dan enjoy belanja produk UMKM, makan, ngopi dan kegiatan lain di Pudak Galery. Sehingga, tidak sepi seperti saat ini,” ujar Siti.

Hal yang sama juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim, yang mengingatkan bahwa pembangunan Pudak Gallery dan gedung pertemuan yang besar itu dari anggaran daerah. “APBD yang digunakan bangunan itu mencapai sekitar Rp 8 miliar,” kata Nurhamim.

Lebih lanjut Nurhamim menambahkan, dari anggaran yang besar tersebut dinas terkait harus serius mengelola Pudak Gallery untuk membangkitkan perekonomian.

“Pudak Gallery itu aset daerah, maka harus benar-benar menberdayakan perekonomian masyarakat,” imbuh Ketua Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia (KUKMI) Kabupaten Gresik itu.

Sementara Plt. Kepala Dinas Koperindag UMKM Kabupaten Gresik, Malahatul Farda mengatakan, sepinya Pudak Gallery karena beberapa faktor. Di antaranya, ada tenant mengundurkan diri karena tidak ada yang menjaga stand. “Kebanyakan mereka mundur dari Pudak Gallery karena sudah punya stand di tempat lain,” kata Farda.

Lebih lanjut Farda menambahkan, Diskop memiliki wewenang terhadap Pudak Gallery dan akan melakukan banyak upaya untuk mempromosikannya. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan dari pemerintah daerah, Perguruan Tinggi (PT) dan sekolah-sekolah ke tempat itu.

“Juga ada live musiknya untuk meramaikan gedung itu. Soal UMKM, tetap kita inventarisir yang menempati dan kita lakukan evaluasi dan melibatkan OPD terkait,” imbuhnya.

Menurut Farda, pihaknya saat ini telah bekerjasama dengan Dinas Perhuhungan (Dishub) dan Dinas Pariwisata. “Dishub terkait pengelolaan parkir dan Dinas Pariwisata terkait peziarah dan seterusnya,” katanya. *****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.