SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Melewati waktu di penjara bagi para tahanan seperti menjadi waktu merenungi kejahatan yang telah dilakukan. Atmosfer penyesalan mendadak terasa dari para tahanan Polres Bangkalan saat mendengar tausiah usai Shalat Jumat di balik jeruji besi, Jumat (26/8/2022).
Mereka tampak tidak kuasa menengadahkan kepala karena berupaya menahan isak saat Kapolres AKBP Wiwit Ari Wibisono datang memberikan tausiah. Rangkaian kalimat kapolres memang begitu mengena dan mengetuk hati mereka.
“Kita hidup hanya sekali, satu lewatan saja, Jadi alangkah baiknya kita bisa berbuat baik, tidak berbuat jahat, dan menanamkan kebaikan. Namun di dalam sel ini, sudahlah kita mulai dari nol lagi, sholatlah, puasa tahajud. Kan kalian di sini tidak ada kerjaan apa-apa,” ungkap Wiwit dalam kalimat pembukanya di hadapan para penghuni tahanan.
Kehadiran Wiwit secara tiba-tiba dengan tausiahnya dari balik jeruji sisi luar sel tahanan tak disangka para penghuni tahanan. Dari total 66 penghuni tahanan, mayoritas dari mereka hanya mampu tertunduk dan suasana menjadi hening.
Setiap kalimat motivasi dari Wiwit seolah menelusup hingga ke relung hati para penghuni sel tahanan. “Harusnya yang namanya orang Madura, lahir-besar di Madura, kerja di Madura, dan bahkan akan mati di Madura juga, harusnya nama Madura itu dibuat baik, Dibuat bagus nama Madura itu,” tegas mantan Kapolres Pacitan itu.
Data yang dihimpun SURYA dari fungsi Satuan Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Polres Bangkalan, total dari jumlah 66 penghuni sel tahanan itu terdiri dari 60 orang pria dan 6 orang perempuan. Mereka tersandung atas beragam kasus tindak pidana seperti penyalahgunaan narkoba, kasus pencurian, pembunuhan, hingga perjudian.
Meski bukan warga kelahiran Madura, lanjutnya, namun kapolres begitu peduli terhadap pertumbuhan ekonomi di Madura dengan potensi alam dan sumber daya manusia yang ada khususnya di Kabupaten Bangkalan.
“Jangan sampai orang berpikiran untuk ke datang Madura takut. Sehingga Madura ya gini-gini saja, tidak berkembang karena orang pun takut untuk membangun, berinvestasi. Jangankan berinvestasi, datang saja takut,” terangnya.
Wiwit terhitung belum genap dua bulan menjabat Kapolres Bangkalan. Namun genderang perang kepada para pelaku tindak kriminal, terutama kepada pelaku curanmor semakin kencang ia tabuh. Baginya tidak ada ruang bagi para pelaku curanmor, menyerahkan diri atau tembak.
Melanjutkan tausiahnya, Wiwit mengaku kaget dan merasa heran begitu mengawali tugas sebagai Kapolres bangkalan. Para penghuni sel tahanan disebutnya berisikan warga kelahiran Madura.
“Kalau anda tidak bisa membangun Madura, tidak bisa berbuat baik untuk Madura, minimal anda tidak berbuat jahat saja. Itu sudah merupakan kontribusi terbaik untuk Madura. Kalau anda Madura seharusnya anda tidak merusak nama Madura,” pungkas Wiwit sambil berlalu begitu saja dari hadapan para tahanan.
Sebelum kehadiran Wiwit, para tahanan melaksanakan Shalat Jumat di balik jeruji dengan Imam dan Khatib yakni Ustad Alamul Huda. Selain dilengkapi dengan gelaran shalawatan, Ustad Huda juga memberikan tausiah singkat.
“Orang buruk punya masa depan, orang baik punya masa lalu. Jangan pernah putus asa terhadap rahmat Gusti Allah, karena tidak ada orang putus asa kecuali orang-orang kafir. Semoga bapak-bapak sekalian kelak menjadi orang sukses,” singkat Ustad Huda yang sontak diamini para tahanan. ****
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.