Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengakui tak mudah menangani masalah kemiskinan. Survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan angka kemiskinan di DIY cenderung masih tinggi dibanding level nasional.
 
“Kemiskinan salah satu indikator keberhasilan pemerintah daerah. Itu salah satu yang belum kami capai,” kata Sekretaris Daerah Pemerintah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, di Yogyakarta, Selasa, 19 Juli 2022.
 

Meski angkanya masih tinggi, Kadarmanta menilai angka kemiskinan alami penurunan meski masih kecil. Selain itu angka konsumsi masyarakat untuk permakanan disebut masih sekitar Rp420 ribu per bulan.
 
“Selama ini masih sulit menyesuaikan kultur orang Jawa, Jogja, terkait angka konsumsi. Angka itu mestinya bisa melihat. Kalau angka kemiskinan begitu. Kalau ada angka konsumsi kurang, kita lihat tabungan dan asetnya. Kalau konsumsi gak sampai itu tapi punya sapi 5 (ekor),” jelas Kadarmanta.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut dia pemerintah daerah masih menyesuaikan situasi lapangan dalam penanganan kemiskinan. Selama ini salah satu program penanganan kemiskinan kategori ekstrem dengan pemberian bantuan uang secara tunai. Situasi itu diambil karena yang bersangkutan sudah tua dan tak memiliki anggota keluarga.
 
Kalau kemiskinan karena kesulitan lapangan kerja, Dinas Ketenagakerjaan disebut telah mengadakan kegiatan padat karya dalam rangka meningkatkan penghasilan masyarakat dan ada hasilnya. Kadarmanta mengatakan pelatihan itu digelar memakai keuangan pemerintah daerah.
 
“Lalu membuka pekerjaan-pekerjaan yang lain. Lalu menggalakkan perusahaan yang mempekerjakan buruh, dan buruh diopeni (diperhatikan), masuk BPJS Ketenagakerjaan,” ungkapnya.  
 
Hasil survei BPS pada Maret lalu menunjukkan persentase penduduk miskin sebesar 11,34 persen, sementara angka kemiskinan level nasional sebesar 9,54 persen. Meski lebih tinggi, hasil survei itu juga menunjukkan penurunan angka kemiskinan sebesar 0,57 persen dibanding pada September 2021. Sementara persentase angka kemiskinan September 2020 sebesar 12,80 persen dan sebesar 11,91 persen pada September 2021.
 
Dari aspek tempat tinggal, penduduk miskin di perkotaan sebesar 13.65 persen dan di pedesaan sebesar 10 persen. Adapun pengeluaran penduduk perkotaan mengalami peningkatan 0,01 persen selama enam bulan terakhir, sementara masyarakat di pedesaan pengeluarannya menurun 0,36 persen.
 
Indeks Kedalaman Kemiskinan pada September 2021 sebesar 2,046 persen untuk perkotaan dan 2,108 persen untuk pedesaan. Hasil Survei Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2022 adalah 1,933 persen untuk perkotaan dan 32, 253 persen untuk pedesaan. Angka secara keseluruhan turun 0,048 persen.
 
Sementara angka gini rasio (ketimpangan) di DIY juga masih tinggi. Angka rasio gini di DIY pada semester 1 (Maret 2021) sebesar 0,441 dan semester 2 (September 2021) sebesar 0,436. Hasil survei terbaru BPS DIY, angka rasio gini DIY sebesar 0,439 atau meningkat 0,003 dibanding semester 2 tahun lalu. Terbaru angka rasio gini nasional sebesar 0,384.
 
 
 

(DEN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.