Jakarta: Lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Rusia dan Ukraina dinilai sukses. Meskipun, hasil kunjungan itu tetap harus ditindaklanjuti.
 
“Perjuangan diplomasi Presiden signifikan, hasilnya sangat bermakna, konkret, dan perlu kita apresiasi” kata mantan Diplomat Indonesia Ple Priatna dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Sukses Besar! Jalur Pangan Rusia Terbuka, Jokowi: Mission Accomplished,’ Minggu, 3 Juli 2022.
 
Ple mengatakan Jokowi memberi bantuan kemanusiaan kepada Ukraina. Kemudian, Kepala Negara berhasil membuat Rusia menjamin mengekspor 700 ton gandum.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Ini menjadi sebuah awal yang baik dan membawa optimisme,” papar dia.
 
Ple membandingkan kunjungan Jokowi dengan kepala negara lainnya. Mulai dari Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Kanselir Jerman Olaf Scholz, hingga Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres.
 
“Apa hasilnya? Tidak ada dan tidak lebih dari foto-foto dan selesai. (Kunjungan) kita ada hasilnya,” ujar dia.
 
Ple juga mengkritisi Badan Pangan Dunia (FAO) yang berada di bawah naungan PBB. Seharusnya FAO menjadi garda terdepan merespons krisis pangan yang sedang terjadi.
 
“Tapi (FAO) tidak muncul dan digantikan oleh tangan Pak Jokowi,” tutur dia.
 

 
Sementara itu, Ple mengingatkan pemerintah agar tidak lepas tangan usai kunjungan tersebut. Indonesia harus menindaklanjuti upaya perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
 
Follow up bagaimana membuka, menjaga, dan menyiapkan rantai pasokan makanan,” ucap dia.
 
Presiden Joko Widodo beserta rombongan terbatas tiba di Indonesia pada Sabtu, 2 Juli 2022. Kepala Negara rampung melakukan kunjungan kerja ke empat negara, yakni Jerman, Ukraina, Rusia, dan Persatuan Emirat Arab (PEA) selama sepekan.
 
Jokowi juga melakukan sejumlah pertemuan bilateral, antara lain dengan Kanselir Jerman, Presiden Prancis, Perdana Menteri (PM) India, PM Kanada, dan PM Inggris. Presiden kembali menekankan waktu dunia tidak panjang untuk menyelesaikan gangguan rantai pasok pangan yang menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga pangan dan pupuk.
 

(AZF)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.