Jakarta: Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini akan melanjutkan penguatan perdagangan kemarin yang ditutup di level 7.046.
 
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, pendorong utama pergerakan IHSG adalah musim rilis kinerja keuangan emiten semester I-2022. Sebagian besar emiten membukukan pertumbuhan yang positif pada paruh pertama tahun ini.
 
“Pergerakan masih akan didorong oleh musim rilis laporan kinerja semester I-2022,” kata Dennies dalam riset harian, Kamis, 4 Agustus 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain kinerja emiten, pendorong pergerakan IHSG adalah sikap investor yang tengah mencermati beberapa data perekonomian yang segera dirilis. Pada hari ini Amerika Serikat akan mengumumkan data mengenai pengangguran. Sementara besok, Indonesia akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II.
 
“Selain itu investor akan mencermati beberapa data ekonomi yang akan dirilis,” imbuhnya.
 
IHSG diperkirakan akan bergerak di level support 6.946-6.996 dan resistance 7.071-7.096. Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan volume yang tinggi mengindikasikan tren penguatan.
 

Di sisi lain, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh pergerakan bursa global terutama bursa Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan kemarin, Dow Jones ditutup menguat 1,29 persen, Nasdaq ditutup menguat 2,59 persen, dan S&P 500 ditutup menguat 1,56 persen.
 
Wall Street ditutup kompak menguat cukup signifikan setelah proyeksi laba yang kuat dari PayPal dan CVS Health Corp mengangkat sentimen dan membantu indeks Nasdaq Composite ke level tertinggi sejak awal Mei.
 
Sentimen juga datang dari data industri jasa Amerika Serikat yang secara tak terduga meningkat pada Juli di tengah pertumbuhan pesanan yang kuat. Selain itu, kemacetan pasokan dan tekanan harga mereda.
 
“Hal itu mendukung pandangan ekonomi tidak dalam resesi meskipun output merosot di semester I-2022,” sebutnya.
 
Presiden Federal Reserve Richmond Thomas Barkin juga telah mengatakan bahwa bank sentral AS berkomitmen untuk mengendalikan inflasi dan mengembalikannya ke target dua persen. 

 

(ANN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.