Jakarta: Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bisa menembus pasar ekspor. Upaya LPEI ini dilakukan melalui kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan.
 
Untuk itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajak seluruh jajarannya untuk memperbaiki program sinergi dalam membantu UMKM. Ia mengatakan, jika pasar UMKM berada di luar negeri, maka DJBC akan membantu sampai ekspor ditambah dengan dukungan LPEI.
 
“Inilah yang disebut kolaborasi, karena UMKM perlu dibantu disemua front, jangan dibebani tapi dibantu,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 13 Agustus 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sri Mulyani mengungkapkan, kolaborasi antar jajaran, lembaga maupun kementerian diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan UMKM. Tak hanya itu, dukungan terhadap UMKM dinilai akan membantu Indonesia bisa pulih dari kondisi pandemi. 
 
Sebagai special mission vehicle Kementerian Keuangan, LPEI ikut berperan dalam kegiatan UMKM Week 2022 yang diselenggarakan oleh DJBC. LPEI berpartisipasi melalui talkshow serta ikut dalam pameran yang menampilkan produk mitra binaannya.
 

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R. Gerald memaparkan, LPEI memberikan dukungan berupa layanan finansial dan nonfinansial kepada pelaku UKM berorientasi ekspor. LPEI memiliki fasilitas pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi.
 
“Yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha berorientasi ekspor. Khusus untuk layanan nonfinansial, kami dapat memberikan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan atau CPNE, marketing handholding program dan desa devisa,” ujar Gerald.
 
LPEI memberikan Jasa Konsultasi kepada UKM berorientasi ekspor dalam rangka meningkatkan eksportir baru, nilai ekspor nasional dan juga daya saing produk/komoditas Indonesia.
 
Selain itu, ada Coaching Program for New Exporter (CPNE) yang merupakan program pelatihan dan pendampingan yang diberikan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor selama satu tahun. Sampai Juni 2022, LPEI telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 2.700 UMKM serta melahirkan lebih dari 120 eksportir baru.
 
Selain CPNE, LPEI memiliki program unggulan lainnya yaitu Marketing Handholding Program (business matching) yang merupakan program percepatan ekspor dalam rangka membuka akses pasar ekspor bagi produk UKM mitra binaan LPEI dalam bentuk digitalisasi via global marketplace, business matching melalui diaspora dan pameran berskala internasional. Melalui program ini, lebih dari 50 UKM telah berhasil memperluas akses pasarnya ke mancanegara.
 
Sedangkan Desa Devisa merupakan program pemberdayaan komunitas (cluster) petani, pengrajin, koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan ekspor. Sampai Juni 2022, LPEI memiliki 134 Desa Devisa dengan sembilan komoditas unggulan (Kakao, Kopi, Beras, Garam, Rumput Laut, Kerajinan, Tenun, Gula Semut dan Lada Hitam) dan telah memberikan pendampingan kepada 12.821 petani/pengrajin.

 

(END)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.