Sebagian besar Provinsi Sindh sekarang menjadi lanskap air yang tak berujung, menghambat operasi bantuan besar-besaran yang dipimpin militer.
“Tidak ada landasan atau pendekatan yang tersedia. Pilot kami merasa sulit untuk mendarat,” kata seorang perwira senior kepada AFP, Senin 29 Agustus 2022.
Helikopter tentara juga berjuang untuk membawa orang ke tempat yang aman di utara, di mana gunung yang menjulang tinggi dan lembah yang dalam membuat kondisi terbang yang berbahaya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Banyak sungai di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa -lokasi tempat wisata terbaik di Pakistan,- meluap. Kondisi ini menghancurkan sejumlah bangunan termasuk hotel dengan 150 kamar yang ambruk menjadi arus deras.
Pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat dan meminta bantuan internasional, dan pada hari Minggu penerbangan pertolongan pertama mulai berdatangan — dari Turki dan Uni Emirat Arab (UEA).
Bencana banjir datang pada saat yang lebih buruk bagi Pakistan, di mana ekonomi jatuh bebas.
Dewan eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) dijadwalkan bertemu di Washington Senin malam untuk memutuskan apakah akan memberi lampu hijau dimulainya kembali program pinjaman USD6 miliar yang penting bagi negara untuk membayar utang luar negerinya, tetapi sudah jelas negara itu akan membutuhkan lebih banyak untuk perbaiki dan bangun kembali setelah musim hujan ini.
Harga barang-barang kebutuhan pokok -,terutama bawang bombay, tomat, dan buncis,- melonjak karena para pedagang mengeluhkan kurangnya pasokan dari provinsi-provinsi yang banjir di Sindh dan Punjab.
Badan meteorologi Pakistan mengatakan, wilayahnya secara keseluruhan telah menerima dua kali curah hujan muson biasa, tetapi Balochistan dan Sindh memiliki lebih dari empat kali rata-rata dalam tiga dekade terakhir.
Padidan, sebuah kota kecil di Sindh diguyur hujan lebih dari 1,2 meter sejak Juni. Kondisi itu menjadikannya sebagai tempat terbasah di negara itu.
(FJR)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.