SURYA.CO.ID, LAMONGAN – Memiliki sirkuit motocross berstandar nasional, Kabupaten Lamongan bakal semakin riuh dengan event-event otomotif ke depannya. Bahkan konsep pembangunan dan desain Sirkuit Jotosanur di Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan yang terselesaikan hanya dalam sebulan itu, bakal diusung dan direplika di Kota Tangerang.

Rencana mengadopsi konsep Sirkuit Jotosanur itu dilontarkan Wali Kota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah yang datang langsung ke trek di Lamongan tersebut, Selasa (2/8/2022).

Arief yang didampingi Kadishub Tangerang, tiba di lokasi menjelang sore, dan disambut Sekkab Lamongan serta sejumlah Kepala OPD terkait dan Ketua IMI Lamongan, David Rigi Afandi.

Sebelum menjelajahi lintasan sirkuit, Arief mendapat penjelasan dari Ketua IMI terkait pembangunan serta kelebihan Sirkuit Jotosanur yang akan menjadi arena Kejurnas Seri 1 Motocross pada Sabtu – Minggu (6-7/8/2022).

Arief kemudian menjelajah lintasan dan panjang sirkuit menumpang kendaraan roda empat bermesin motor (sejenis ATV) dengan didampingi joki sekaligus pengemudi. Sirkuit Jotosanur diklaim menjadi trek motocross terpanjang di Indonesia yaitu 1,5 KM lebih, melampaui standar nasional 1,2 KM.

“Saya salut sekali dengan Pak Bupati dan Pak Wakil Bupati Lamongan, dan seluruh jajarannya dengan masyarakat maupun pihak swasta. Karena lokasi ini bisa dikerjasamakan dengan berbagai pihak dan dengan masyarakat sekitar,” puji Arief kepada wartawan, Selasa (2/8/2022).

Arief pun blak-blakan mengakui bahwa Sirkuit Jotosanur layak menjadi lokasi event nasional dan bisa menjadi kebanggaan nasional. Ia berharap para crosser Tangerang bisa ikut berkunjung meramaikan event ini. “Mudah-mudahan nanti ada banyak event lain sehingga kita bisa terus bersinergi untuk memajukan Indonesia,” tambahnya.

Wali Kota Tangeran ini ia mengakui berkunjung ke Lamongan, khususnya untuk melihat Kejurnas Motocross yang jadwalnya sudah ramai di sosial media. “Makanya kita berkunjung untuk belajar karena memang di Kota Tangerang dalam rangka persiapan Porprov Banten,” paparnya.

Ia bahkan sudah belajar dari EO yang menangani Sirkuit Jotosanur yang sudah menangani event nasional. Mulai persiapan, pembangunan lahan dan kelengkapan infrastruktur, juga sarana prasarananya semua sudah mengacu standar nasional.

Karena itu ia yakin bisa lebih mudah memfasilitasi kegiatan motocross seperti di Lamongan, dan optimistis jenis sirkuit itu bisa dikembangkan dengan lahan yang tersedia di Tangerang ditambah inovasi-inovasi lainya.

“Tadi kalau kita lihat di sini kan ada panjang lintasan 1,5 KM. Terus ada 13 stage, mungkin di sana (Tangerang) bisa ditambah atau dikurangi,” beber Arief.

Pemkot Tanggerang saat ini sedang mengembangkan sportainment, sehingga industri olah raga tidak hanya mengejar prestasi tetapi juga menjadi hiburan. Karena dampak sosial yang bisa dirasakan selama event-event sportainment itu diselenggarakan. “UMKM berkembang, hotel dan restoran terisi. Jadi ekonomi recovery lebih cepat,” ungkapnya

Berkaca dari Sirkuit Jotosanur, Arief menegaskan akan mengusung konsep pembangunannya untuk diterapkan di Tangerang. “Kontur tanahnya sama, karena itulah kita belajar ke sini. Tadinya kita mau ke Bekasi, tetapi kemudian kita memilih Lamongan karena di Bekasi tanahnya berbukit-bukit. Kalau di sini kan flat (rata), jadi bisa direplikasi di Tangerang,” pungkasnya. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.