Dalam kuliah umum tersebut, Moeldoko menyampaikan beberapa hal, di antaranya tantangan perubahan yang akan dihadapi oleh generasi muda, visi yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk Indonesia, serta tentang bela negara.
Moeldoko memberikan gambaran terkait perubahan sosial yang begitu cepat yang harus dihadapi oleh para generasi muda Indonesia, salah satu contohnya adalah pandemi covid-19. Ia mengaku tidak ada negara yang siap menghadapi pandemi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Untuk itu, ia memberi motivasi kepada peserta PKKMB supaya bisa melihat dan memahami tantangan. “Seorang pemimpin harus bisa melihat dan memahami berbagai tantangan. Kira-kira apa saja tantangan yang harus dihadapi,” terang Moeldoko dilansir dari laman UNS, Minggu, 14 Agustus 2022.
Menurutnya, situasi pandemi diperburuk oleh perang Rusia dan Ukraina yang telah menimbulkan situasi yang luar biasa pula, seperti kenaikan harga pangan hingga krisis finansial secara global. Moeldoko mengatakan, permasalahan yang kompleks tersebut harus dihadapi dan dicari solusinya.
Meskipun demikian, Indonesia masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,4 persen. Namun, masih ada beberapa indeks pembangunan Indonesia yang masih rendah.
“Inilah tantangan kita,” lanjut Moeldoko
Moeldoko kemudian membagi ke dalam lima tantangan perubahan bagi generasi muda, yaitu mampu adaptif dengan perubahan yang cepat, mampu membangun kecepatan di segala sisi, berani mengambil risiko, siap menghadapi kompleksitas, dan siap merespon kejutan-kejutan.
“Sekarang ini persaingan yang terjadi bukan antara negara maju dan berkembang, melainkan antara negara yang cepat dan lambat,” tambahnya.
Lima Visi Indonesia
Lebih lanjut, Moeldoko juga menyampaikan 5 visi Indonesia yang dicanangkan Jokowi, meliputi pembangunan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi.
Terkait pembangunan infrastruktur, saat ini pembangunan di Indonesia tidak lagi jawa sentris, melainkan Indonesia sentris. Ini dapat dilihat dari pembangunan yang telah mengarah ke bagian timur dan tengah Indonesia.
Moeldoko mengatakan bahwa pembangunan-pembangunan tersebut tidak terlepas dari peran investor. “Uang kita sedikit, kita tidak bisa membangun. Untuk itu perlu investor. Selain itu, pembangunan tadi juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru,” tutur Moeldoko.
Bela Negara dengan Inovasi
Menurut Moeldoko, bela negara yang terbangun di dalam jiwa lebih penting dari memegang senjata. “Bela negara bukan persoalan memegang senjata. Tapi membangun jiwa, karakter,” tuturnya.
Ia juga menyinggung sedikit terkait wawasan kebangsaan dan bagaimana generasi penerus bangsa ini harus melihat Indonesia tidak hanya dari satu sisi saja supaya bisa menjadi pemimpin yang utuh.
Yang terakhir adalah pentingnya melihat Pancasila sebagai ideologi yang kuat. Moeldoko menyebut bahwa tidak ada satupun negara di dunia ini yang berhasil tanpa ideologi yang kuat.
Ia pun menguraikan beberapa hal yang terkandung di dalam Pancasila, seperti mengayomi kemajemukan, memperkuat keberagaman, serta menjamin harkat kemanusiaan.
Sebagai penutup, Moeldoko memberikan kalimat motivasi kepada para mahasiswa baru yang dianggap sebagai generasi pemimpin bangsa ini. “Kamu bukan pewaris masa depan, tapi penentu masa depan karena setiap generasi akan melahirkan generasi. Setiap pemimpin akan mempengaruhi zamannya. Masa depan bukan di pundak kalian, tapi ada di tangan anda,” pungkasnya.
(CEU)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.