Tenaga Ahli Utama KSP Brian Sri Prahastuti mengatakan berdasarkan data The State on Food Security and Nutrion (SOFI) 2021, makanan yang dikonsumsi rumah tangga di Indonesia belum mencapai kecukupan. Baik dari segi jumlah maupun keragamannya.
“Hal itu yang membuat risiko kekurangan gizi pada anak berusia di bawah lima tahun cukup tinggi. Pekarangan bisa bermanfaat bagi pemenuhan pangan bergizi,” kata Brian dilansir Antara, Jumat, 8 Juli 2022.
Pada puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 di Medan, Sumatera Utara, Jokowi menekankan pentingnya optimalisasi pekarangan untuk penurunan stunting.
Dia mengajak para ibu memanfaatkan lahan sekecil apapun untuk menanam dan memproduksi kebutuhan pangan sehari-hari sehingga bisa memenuhi asupan gizi dan target penurunan stunting 14 persen pada 2024 bisa dicapai.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Brian mengatakan, salah satu penyebab terbesar stunting adalah minimnya akses terhadap pangan bergizi. Untuk itu, pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan yang beragam dan bergizi bagi keluarga menjadi sangat penting. Sebagai upaya intervensi sensitif dalam penanganan stunting.
“Selain bermanfaat bagi pemenuhan pangan yang bergizi, bertanam di pekarangan juga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga. Mari kita lawan stunting dari pekarangan,” kata Brian.
Brian memastikan pemerintah terus bekerja keras menurunkan angka stunting di Indonesia.
Satgas percepatan penurunan stunting di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota terus melakukan pendampingan kepada masyarakat, terutama pada calon-calon pengantin, ibu hamil, ibu pascabersalin, dan balita di bawah dua tahun.
Upaya tersebut, ujar dia, telah berhasil menurunkan stunting dari 27,6 persen pada 2019 menjadi 24,4 persen pada 2021. “Dengan kerja keras semua pihak, kami yakin target penurunan stunting 14 persen pada 2024 bisa tercapai,” jelas Brian.
(DEV)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.