SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG – RSUD dr Iskak Tulungagung punya anggota keluarga besar, namun baru setelah orang-orang dalam keluarga itu sudah meninggal dunia. Ya, mereka adalah 144 jenazah tanpa identitas yang dimakamkan di sebelah pemakaman umum Desa Rejoagung, Kabupaten Tulungagung.

Sekarang makam-makam tanpa identitas itu dirawat oleh para karyawan Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak. Mereka yang dimakamkan memang tidak mempunyai identitas, dan tidak diketahui asal-usulnya.

Karena telah menganggap para jenazah ini sebagai keluarga besar, IFK RSUD dr Iskak rutin membersihkan makamnya, menabur bunga dan mengirim doa. “Di masa mereka hidup, kami memang tidak saling kenal. Tetapi setelah dimakamkan, kami menjadi satu keluarga besar,” ujar Kepala IKF RSUD dr Iskak Tulungagung, Bogy Andri Gistanto, Jumat (8/7/2022).

Makam ini mulai difungsikan tahun 2009 karena tidak ada pemakaman khusus untuk jenazah yang tak dikenal. Saat ini ada 113 makam dewasa dan 31 makam bayi.

Ada cerita seram di pemakaman tanpa identitas itu, yaitu adanya kerusupan beberapa orang pada 2014 silam. Dan itu awalnya area pemakaman ini pernah menjadi sasaran vandalisme atau pengerusakan.

Bogy berkisah, saat itu area pemakaman seluas 10 Ru tersebut akan ditinggikan karena sering tergenang air saat hujan. Pekerjaan pengurukan ini diserahkan kepada warga setempat namun setelah pengurukan dilakukan, keluarga pekerja mengalami kesurupan.

“Ceritanya satu keluarga mengalami kesurupan. Mereka berpikir itu karena akibat telah menguruk area makam ini,” kenang Bogy.

Proses penyembuhan pun dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengerahkan banyak orang untuk merusak semua nisan makam. Cara ini dianggap membuat jera sosok yang menyebabkan kesurupan. “Semua nisan makam dihancurkan. Akhirnya terpaksa kami ganti dengan nisan baru,” ujar Bogy.

Namun yang menjadi masalah, pada nisan lama tertera informasi identitas jenazah. Di atasnya tertulis nomor rekam medik, kasus kecelakaan atau kasus yang ditangani Reskrim, dan lokasi penemuan.

Catatan itu penting jika ada keluarga yang melakukan pelacakan di masa mendatang. “Informasi-informasi itu akhirnya hilang semua. Jadi identitas medisnya sudah tidak bisa dipulihkan,” keluh Bogy.

Bogy menambahkan, ada 3 makam yang berhasil diidentifikasi setelah dimakamkan. Namun karena telanjur dimakamkan, keluarga merelakan jenazah tetap dimakamkan di sana.

Ada pula janazah orangtua dari pejabat tinggi berpangkat bintang yang terpaksa dimakamkan di tempat ini. Warga asal Pulau Sumatera ini terkonfirmasi Covid-19 saat berkunjung ke kerabatnya di Tulungagung.

Karena situasi pandemi Covid-19, maka jenazah tidak bisa dipulangkan dengan moda transportasi apa pun. Pihak keluarga akhirnya pasrah kepada IKF RSUD dr Iskak untuk memakamkan lelaki malang ini.

“Karena kami tidak punya lahan lain, akhirnya kami makamkan di sini. Jadi satu dengan jenazah yang tidak dikenal,” pungkasnya. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.