Jakarta: Kepala Sekolah SMPN 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur, Maria Theresia Rosalina, tak pernah menyangka mendapat kesempatan terbang ke New Zealand. Kesempatan yang datang pada 2015 itu disebut sebagai hadiah Tuhan.
 
“Itu adalah hadiah Tuhan untuk saya, karena saya bergabung dengan guru hebat seluruh Indonesia,” kata Maria dikutip dari siaran Instagram pskp.kemdikbud, Selasa, 12 Juli 2022.
 
Maria mengaku bergabung menjadi bagian guru hebat seluruh Indonesia merupakan proses panjang. Pada 2014, dia diajukan oleh Dinas Pendidikan sebagai guru berprestasi di tingkat provinsi.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Prestasi guru PPKn yang telah mengajar sejak 1998 itu akhirnya dikurasi sehingga terpilih sebagai guru berprestasi tingkat provinsi. Selanjutnya, dia menjadi guru hebat Indonesia pada 2014.
 
Saat itu, pemerintah tengah mengumpulkan guru-guru berprestasi untuk membahas Kurikulum 2013 yang baru diterapkan dan disosialisasi. Guru yang telah diseleksi secara nasional itu mendapat kesempatan menengok penerapan kurikulum di New Zealand.
 
“Setelah kita berkumpul, kita ada semacam kajian begitu. Dan itu memang sudah program kita mau melihat kurikulum di New Zealand pada November 2015,” ungkapnya.
 
Di New Zealand, tim Kemendikbud bersama sejumlah guru belajar tentang kurikulum. Maria bersama tim tinggal dua minggu di New Zealand.
 
“Melihat kurikulum dan mengunjungi beberapa sekolah. Jadi, kami sekaligus meneliti. Dan ternyata pendidikan mereka baik dan yang menarik, di New Zealand itu Kurikulum 2013 kita ada yang diadopsinya dari situ, seperti ada kurikulum nasional, kurikulum sekolah, dan kurikulum kelas,” papar dia.
 
Maria langsung memberikan masukan terhadap adopsi Kurikulum 2013 setelah pulang dari New Zealand. Dia menyebut Indonesia perlu memperkuat adaptasi keberagaman di dalam kelas.
 
“Karena kita hampir mirip dengan di sana (New Zealand) tapi mereka ada pendidikan tentang nilai yang diberikan agar mereka lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan mereka, mengajarkan keberagaman sosial yang tidak membeda-bedakan. Jadi, antar siswa, guru itu saling mendukung mulai dari sekolah,” beber dia.
 
 

 

(REN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.