Salah satu mahasiswa adalah Fardita Ode Josan. Gadis berjilbab yang diterima pada Program Studi Farmasi ini namanya diumumkan sebagai mahasiswa asal terjauh dari 4.860 mahasiswa baru yang diterima ITERA.
Fardita berasal dari Kelurahan Kabare, Kecamatan Waigeo Utara, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Jarak tempat tinggal asalnya dengan kampus ITERA kurang lebih 2.911 km. Ditemui di tengah Sidang terbuka penerimaan mahasiswa baru, Fardita mengaku bangga menjadi salah satu mahasiswa ITERA.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tidak hanya untuk dirinya sendiri, diterimanya Fardita menjadi mahasiswa ITERA juga menjadi kegembiraan keluarganya. Terlebih dia diterima melalui program beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik).
“Saya sangat bersyukur dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi untuk meraih mimpi, program beasiswa ini juga meringankan beban kedua orang tua, karena jika tidak beasiswa mungkin saya tidak bisa kuliah,” ujar Fardita dikutip dari laman ITERA, Sabtu 20 Agustus 2022.
Fardita mengaku perjalanan pertama ke Lampung menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Selain menjadi perjalanan jauh pertama yang membuatnya harus berpisah dari orang tua, Fardita mengaku senang menemukan lingkungan baru, dan teman-teman baru.
Fardita menilai orang-orang di Lampung sangat ramah dan mau menerimanya. “Kesan pertama aku saat melihat orang Lampung itu asik, baik, dan mau menerima kehadiran aku jadi aku nyaman juga,” ujar Fardita.
Karena selama kuliah harus jauh dari keluarga, Fardita mengaku sering berkomunikasi dengan orang tua melalui sambungan telepon. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari pengobat rindunya dengan rumah.
Berusia 15 Tahun
Kisah lainnya didapat dari M. Agung Agustianto, mahasiswa Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan, yang ditetapkan sebagai mahasiswa baru ITERA termuda. Agus sapaan akrab pria kelahiran, 28 Agustus 2006, ini resmi menjadi mahasiswa ITERA saat baru berusia 15 tahun 11 bulan 15 hari.
Agung mengaku bisa lebih cepat menjadi mahasiswa dibanding teman-teman seusianya, karena menempuh percepatan pendidikan sedari sekolah dasar. Dia sudah mengenyam pendidikan SD saat baru usia 5 tahun. Selain itu, Agung juga memilih kelas akselerasi saat duduk di bangku SMA.
Agung mengaku senang dan bangga dapat menjadi bagian mahasiswa ITERA. Terlebih predikat mahasiswa termuda yang saat ini diemban dirinya. “Pertama saya melihat ITERA sangat bangga dan tidak menyangka ternyata seluas ini kampusnya, dan saya berharap bisa menjadi mahasiswa berprestasi seperti kakak-kakak peraih OZT Award,” ujar Agung.
(CEU)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.