“Kita akan dorong di tingkat Kementerian agar ada kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memajukan telur asin sebagai oleh-oleh khas Brebes. Selain dari sisi UMKM, telur asin bisa jadi pendukung pariwisata Brebes,” kata Puan melalui keterangan tertulis, Selasa, 5 Juli 2022.
Telur asin sudah mendapatkan pengakuan nasional dengan diterbitkannya sertifikat warisan budaya tak benda pada 2020. Puan yakin telur asin khas Brebes dapat meningkatkan ekonomi daerah apabila diakomodir dengan lebih baik lagi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Jadi selain bawang merahnya, Brebes punya telur asin yang bisa jadi andalan perekonomian daerah. Ini harus terus didukung karena UMKM adalah salah satu roda penggerak perekonomian,” tegas mantan Menko PMK itu.
Dalam kunjungan kerjanya, Puan mendatangi sentra produksi telur asin di Desa Limbangan Kulon, Brebes. Puan melihat proses produksi telur asin di salah satu toko di lokasi tersebut, yaitu Toko Randi Jaya yang dikelola Sulistyowati.
“Sudah berapa lama menjadi pengrajin telur asin?” tanya Puan kepada pemilik Toko Randi Jaya.
“Sudah 15 tahun, Bu,” jawab Sulistyowati sambil menjelaskan proses pembuatan telur asin kepada Puan.
Di Toko ini, Puan melihat langsung langkah-langkah pembuatan telur asin dari masih bahan mentah. Mulai dari merebus telur, mengasinkan, sampai pada proses pengepakan.
“Butuh waktu 12 hari sampai telur asin jadi, Bu. Telur itik yang sudah direbus dicampurkan bahan garam beryodium yang matang dan batu bata. Harga per butirnya Rp3.000 kalau yang rebus, kalau yang asap Rp3.500,” kata Sulistyowati.
Setelah melihat proses pembuatan telur asin, Puan juga sempat mencicipi satu butir telur. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR itu membeli cukup banyak telur asin sebagai oleh-oleh.
“Telur asin sudah menjadi ikon Brebes dan merupakan potensi ekonomi yang besar di Kabupaten Brebes. Saya beli buat jadi tambahan lauk makan nanti, sama untuk oleh-oleh orang rumah. Ini juga sekaligus bentuk dukungan kami terhadap UMKM lokal,” kata Puan.
Para pengrajin yang sempat berbincang kepada Puan menyampaikan aspirasi mengenai kebutuhan mereka. Di antaranya penyediaan kios pengrajin telur asin secara komunal hingga pemasaran ke luar Brebes.
Para pengrajin telur asin pun berterima kasih atas perhatian Puan. “Terima kasih Bu Puan sudah datang berkunjung dan berbelanja. Kami senang sekali didatangi Bu Puan,” ujar Sulistyowati.
(JMS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.