Mekkah: Jelang mendekati puncak haji, jemaah diminta menjaga kesehatannya sebelum melaksanakan wukuf di Arafah. Lalu, bagaimana cara agar kondisi tubuh tetap terjada dengan baik selama ibadah haji berlangsung? Mengingat suhu di Kota Mekkah masih terbilang cukup tinggi yaitu dengan suhu 40-42 derajat celcius pada siang hari.
 
“Pernah juga kami mengalami cuaca di 44 derajat celcius, selain itu cuaca berangin dan berdebu. Sehingga tentunya jemaah haji terus kami imbau untuk memakai masker dan mengurangi kegiatan di luar hotel. Jika hal tersebut tidak terlalu mendesak,” tutur Yusra Ismail dari Mekkah, Arab Saudi dalam program Headline News, Sabtu, 2 Juli 2022.
 
Yusra mengatakan juga bahwa kantor kesehatan haji Indonesia sudah mencatat terdapat 647 jemaah beresiko tinggi dan ada beberapa yang masih melakukan aktivitas yang cukup tinggi seperti beribadah sunnah di Masjidil Haram. Untuk itu mereka memantau terus kesehatan para jemaah khususnya yang beresiko tinggi. Adapun yang mendapatkan fasilitas khusus untuk wukuf, yaitu sebanyak 200 jemaah sekaligus didampingi oleh tenaga kesehatan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Melakukan istirahat yang cukup, karena kami melihat jemaah yang terus beraktivitas ke Masjidil Haram dan mereka melakukan umroh sunnah. Hal ini tentunya cukup menguras tenaga, karena mereka akan berangkat dari hotel, lalu mereka menuju Masjidil Haram melakukan rangkaian ibadah umrah yaitu tawaf dan juga sya’i. Disana mereka bisa menghabiskan waktu 6 jam dan tentunya sangat menguras tenaga mereka,” katanya.
 
Pentingnya menjaga kesehatan dan mementingkan kondisi masing-masing, terutama jemaah haji Indonesia. “Terlebih kadang-kadang mereka suka melewatkan sesi makan demi melaksanakan ibadah sunnah ini yang tentunya dikhawatirkan akan merugikan para jemaah khususnya di kondisi kesehatan karena saat wukuf nanti dibutuhkan fisik yang sangat prima. Dimana para jemaah yang nantinya akan melakukan wukuf di Arafah dengan suhu yang tinggi, mereka akan tinggal di tenda dan akan melakukan perjalanan lagi serta bermalam di muzdalifah sebelum bermalam di Mina,” pungkasnya. (Mustafidhotul Ummah)
 
 
 

(MBM)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.