Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL – Harga gas alam yang dijual di pasar Eropa menunjukkan kenaikan sebanyak 13 persen menjadi 222,5 euro per juta British thermal unit (MMBtu), imbas dari pengetatan pasokan yang dilakukan Gazprom Rusia pada pipa Nord Stream 1.

Mengutip dari Financial Times, harga gas pada perdagangan Rabu (27/7/2022) melonjak dua kali lipat dari harga yang diperdagangkan pada awal Juni kemarin. Bahkan akibat pemangkasan tersebut harga gas yang dijual pada pasar Eropa setara dengan harga minyak internasional.

Pemangkasan ini dilakukan Rusia sebagai akibat dari proses perbaikan pada turbin stasiun kompresor, namun para regulator Uni Eropa menilai bahwa pemangkasan gas Nord Stream 1 sengaja dilakukan Rusia sebagai bentuk pembalasan atas sanksi invasi yang dijatuhkan UE pada Moskow.

Baca juga: China Kembali Tingkatkan Impor Energi Gas dari Rusia Lewat Proyek Pipa Power Of Siberia

Dengan pemangkasan tersebut pasokan gas Rusia melalui pipa Nord Stream 1 akan dipotong dari 40 persen menjadi 20 persen.

Munculnya pemangkasan ini tentunya menjadi pukulan berat bagi Eropa, khususnya bagi sektor industri dan rumah tangga UE.

Mengingat sebagian besar stok energi negara – negara kawasan Eropa bergantung penuh pada pasokan dari Rusia.

“Harga sangat tinggi sehingga kami benar-benar tidak tahu bagaimana ekonomi atau permintaan akan merespons , kami tidak pernah memiliki sesuatu yang mendekati tingkat harga ini,” kata Ira Joseph, konsultan energi gas Eropa.

Bahkan adanya pemangkasan ini, Uni Eropa diprediksi dapat mengalami resesi akibat melonjaknya angka inflasi yang didorong oleh kenaikan harga energi dan pangan.

Sebelum Rusia memangkas pasokan gas pipa Nord Stream 1, pada Selasa (26/7/2022) para petinggi anggota UE diketahui telah mengadakan rapat di Brussels untuk membahas pengurangan konsumsi gas Rusia sebesar 15 persen selama Agustus 2022 hingga Maret 2023.

Baca juga: Rusia Cekik Aliran Gas Lebih Kecil Lagi Setelah Uni Eropa Kampanyekan Penghematan Energi

Meski kesepakatan ini masih sulit untuk dicapai 27 negara UE. Namun Italia dikabarkan telah mulai berpaling dari Rusia dengan mengimpor gas pada kilang Aljazair.

Dengan adanya rencana tersebut, kini Italia dapat memangkas ketergantungan gas Moscow dari sekitar 40 persen menjadi hampir 25 persen.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.