Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin terpantau melemah seiring minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Para investor terus memantau perkembangan ekonomi seiring ancaman inflasi dan agresifnya The Fed menaikkan suku bunga.
 
IHSG Senin, 11 Juli 2022, perdagangan sore berakhir di posisi 6.722, melemah 0,27 persen atau setara 18 poin ketimbang pembukaan pada pagi tadi di posisi 6.752. Volume perdagangan tercatat 19 miliar lembar saham senilai Rp8,5 triliun. Sebanyak 251 saham menguat, sebanyak 252 saham tertekan, dan sebanyak 184 saham stagnan.
 
Sebelumnya, Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu pagi WIB), setelah sesi bergejolak. Investor mencoba memahami bagaimana laporan pekerjaan yang kuat akan mempengaruhi Federal Reserve AS dan rencananya untuk secara agresif menaikkan suku bunga.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?



Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 46,4 poin atau 0,15 persen menjadi 31.338,15 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 3,24 poin atau 0,08 persen, menjadi  3.899,38 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 13,96 poin atau 0,12 persen, menjadi 11.635,31 poin.


Sebanyak sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor material dan real estat masing-masing melemah 1,0 persen dan 0,55 persen, memimpin penurunan. Namun, kelompok perawatan kesehatan dan teknologi naik tipis.
 

Untuk minggu ini, indeks Dow naik 0,8 persen, sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing terangkat 1,9 persen dan 4,6 persen.
 
Meskipun perdagangan bergejolak, Nasdaq membukukan kenaikan hari kelima berturut-turut – keuntungan beruntun terpanjang sejak awal November – dan ketiga indeks acuan berakhir dengan kokoh untuk minggu yang dipersingkat oleh liburan Hari Kemerdekaan.
 
Data Departemen Tenaga Kerja yang ditunggu-tunggu menunjukkan penggajian non-pertanian (NFP) AS naik 372 riby pekerjaan pada Juni, lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 268 ribu pekerjaan, menurut jajak pendapat ekonom Reuters.
 
Laporan tersebut juga menunjukkan tingkat pengangguran tetap di dekat posisi terendah pra-pandemi di 3,6 persen dan pendapatan per jam rata-rata naik 0,3 persen, setelah naik 0,4 persen pada Mei.

 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.