Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak labil pada perdagangan hari ini. Belum ada sentimen positif signifikan yang membuat indeks kokoh di laju penguatan, meski tak ditampik banyak faktor negatif dari eksternal seperti ancaman resesi ekonomi yang semakin nyata.
 
Sedangkan kasus covid-19 di Indonesia terdapat penambahan 6.527 kasus baru kemarin, dengan daily positive rate 10,7 persen. Recovery rate 96,7 persen dan kasus aktif 50.706 pada hari yang sama. Hari ini dari pasar domestik para investor menanti rilis data pertumbuhan PDB Indonesia di kuartal II-2022.
 
Selain itu akan rilis data cadangan devisa Indonesia per Juli. Pagi ini pasar regional dibuka bervariasi dengan Nikkei melemah sebanyak 0,05 persen dan Kospi menguat 0,34 persen. Kemarin IHSG ditutup menguat 0,15 persen ke level 7.057. Total keseluruhan net foreign buy sebesar Rp1,12 triliun.







Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?




“IHSG diperkirakan kembali bergerak sideways hari ini, seiring sentimen bervariasi di pergerakan bursa global dan regional, serta harga komoditas yang beragam,” sebut Samuel Research Team, dalam riset hariannya, Jumat, 5 Agustus 2022.

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat berakhir beragam pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena Wall Street menunggu laporan pekerjaan bulanan AS yang sangat dinanti. Selain itu, investor terus mencermati arah kebijakan The Fed di tengah panasnya inflasi di Negara Paman Sam.
 

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 85,68 poin atau 0,26 persen menjadi 32.726,82. Sedangkan indeks S&P 500 turun 3,23 poin atau 0,08 persen menjadi 4.151,94. Indeks Komposit Nasdaq naik 52,42 poin atau 0,41 persen menjadi 12.720,58.
 

Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor kebijakan konsumen dan teknologi masing-masing naik 0,54 persen dan 0,42 persen, melampaui sisanya. Sedangkan sektor energi turun 3,59 persen, kelompok dengan kinerja terburuk.
 

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal negara itu, cara kasar untuk mengukur PHK, meningkat 6.000 menjadi 260 ribu dalam pekan yang berakhir 30 Juli. Angka itu mendekati level tertinggi sejak November dan menandakan pelemahan di pasar tenaga kerja AS karena ekonomi melambat.
 

Laporan pekerjaan Juli yang lebih diawasi dengan ketat dijadwalkan untuk dirilis pada Jumat. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan ekonomi AS menambahkan 258 ribu pekerjaan pada Juli, turun dari 372 ribu pada bulan sebelumnya.

 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.