SURYA.CO.ID, SURABAYA – Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya terus mempercepat perbaikan kediaman warga yang masuk kategori rumah tidak layah huni (Rutilahu) melalui program Dandan Omah.

Hingga Agustus 2022, sudah 300 rutilahu di Kota Pahlawan yang mendapat intervensi.

”Kami sudah menyelesaikan sekitar 300 unit. Tahun ini kami targetkan bisa selesai 800 unit,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya, Irvan Wahyudrajad di Surabaya, Kamis (18/8/2022).

Sekalipun baru sekitar 40 persen, Irvan cukup optimis bahwa pihaknya bisa menuntaskan seluruh target.

Menurutnya, ada sejumlah usulan para Kader Surabaya Hebat (KSH) melalui Aplikasi Sayang Warga tersebut yang telah mendapatkan prioritas.

“Kami lakukan verifikasi bersama dengan Dinas Sosial (Dinsos) dan kelurahan. Kemudian di-ranking, mana unit prioritas dari kelurahan tersebut berdasarkan kerusakan paling parah,” jelas Irvan.

Ia mencontohkan, pengerjaan rumah prioritas adalah rumah bocor yang mengganggu aktivitas warga selama berada di dalam rumah. Kemudian, lantai rumah yang belum di keramik, rumah yang sering terendam genangan air hujan hingga rumah yang tidak memiliki jamban/wc.

”Ada juga dinding yang masih dari kayu atau triplek, itu akan kami prioritaskan. Mulai, atap, lantai dan dinding, serta kondisi jamban. Mereka mendapatkan bantuan program Dandan Omah,” ungkap Irvan.

Apabila bisa menuntaskan 800 unit di tahun ini, maka pihaknya optimis tahun depan bisa menjangkau lebih banyak penerima. Hingga saat ini, antrian program Dandan Omah telah mencapai 5 ribu usulan.

Selain kerusakan, usulan juga harus menyertakan bukti Alas Hak (hak atas tanah). Apabila tak ada, maka intervensi tidak mengandalkan APBD Kota. Melainkan akan berkoordinasi dengan Baznas Surabaya dan seluruh stakeholder lainnya.

“Apabila tidak punya Alas Hak, kami prioritaskan menggunakan dana CSR. Selain itu, pada program Dandan Omah tahun 2023, kami menyediakan kuota sebanyak 2.800 unit yang harus diselesaikan,” tandas Irvan.

Sementara, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi optimis program Dandan Omah akan sekaligus merangsang pendapatan warga setempat. Sebab, warga ikut diberdayakan dalam program perbaikan rumah sebagai tenaga perbaikan.

“Berarti yang masuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), kami memberikan lapangan pekerjaan untuk berusaha. Setelah itu dia ndandani (memperbaiki) sendiri,” kata Cak Eri.

Untuk memotivasi penerima manfaat agar tak mudah berpuas, Pemkot juga menempelkan stiker Dandan Omah di pintu rumah warga tersebut.

“Filosofinya untuk memberikan semangat, bahwa rumah ini diperbaiki Pemkot Surabaya. Tapi ke depan, mereka bisa memperbaiki sendiri, dengan catatan mendapatkan pekerjaan dan penghasilan dalam satu keluarga yang minimal Rp 4 juta,” terang dia.


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.