Sore itu, Erens Sabandar baru saja menyelesaikan final lari 400 meter T45/T46 pada hari ketiga ASEAN Paragames Solo 2022, cabor atletik. Ia finis kedua di belakang pelari muda Indonesia Figo Saputra. Di duel ini Erens mencatatkan waktu 54.670 detik, sedangkan Figo 52.730 detik.
 
Di belakangnya ada Tran Van Duc dan Phung Dinh Tu dari Vietnam. Kemudian Yi Soksan dari Kamboja, Jerome Fernandes dari Filipina dan pelari Indonesia lain, Firza Faturahman Listianto. Di urutan terakhir Ya Thol Radeth wakil Kamboja.
 
Usai tanding, Erens segera berkemas, melepas sepatu dan mengambil tas kecilnya, lalu berjalan santai keluar stadion. Sementara Figo harus berbaring dulu dan meminta pelayanan fisioterapis. Lari cepat mengelilingi lapangan stadion, membuat ototnya butuh perhatian.  
 
“Target terpenuhi,” komentar Erens singkat saat baru keluar dari pintu merah Stadion Manahan. Wajah dan tubuhnya penuh keringat tetapi seperti tidak tampak kelelahan yang berarti.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Setelah keluar dari pintu merah sore itu, Erens tidak akan kembali lagi masuk ke dalam stadion sebagai atlet profesional. Pertandingan sore itu, adalah laga terakhir kali baginya. Ia memutuskan pensiun. Tidak akan lagi bersaing di kejuaraan atau event apa pun.
 
Erens merasa kiprahnya sebagai atlet sudah harus diakhiri. Alasannya sederhana, usianya sudah menginjak 37 tahun, dan mengaku tidak sanggup lagi bersaing dengan yang muda.
 
“Usia 37 tahun untuk lari sudah berat. Kalau untuk ketahanan (endurance) saya masih boleh, tetapi kalau speed sudah tidak bisa kejar yang muda-muda,” selorohnya.
 
Meski di lintasan ia berusaha semaksimal mungkin di lomba penutup kariernya itu Erens memang tidak bermimpi dapat mengalahkan Figo. Ia hanya menargetkan perak.
 
“Tapi Dia belum melewati rekor saya (2017)  51.250 detik. Tadi Figo 52.730 detik,” seloroh Erens.
 
Di jajaran atlet balap lari Indonesia yang turun di ASEAN Para Games Solo 2022, Erens adalah pelari paling senior. Sisanya rata-rata masih kepala dua. Figo yang mengalahkannya pada pertandingan terakhir pun baru 21 tahun. Sementara Firza berusia 18 tahun.    
 
Di ASEAN Para Games 2022, Erens mempersembahkan satu perak di 400 meter dan satu perunggu di nomor 200 meter.
 
Pada masa jayanya, Erens banyak mengoleksi medali emas. Di mulai pada ASEAN Para Games 2013 di Myanmar ia meraih 1 medali emas dan tiga perak. Kemudian pada ASEAN Para Games 2015 Singapura, ia mempersembahkan 1 medali emas dan 1 perunggu. Puncaknya di ASEAN Para Games 2017 Malaysia, ia memboyong tiga medali emas dan 1 medali perunggu.
 
Untuk kejuaraan dunia, Erens pernah merebut satu medali perak di World Champion Dubai pada 2016, dan dua tahun berikutnya pada Grand Prix di China meraih urutan pertama.
 
Niatan pensiun sebenarnya sudah ia canangkan untuk ASEAN Paragames di Filipina 2019, namun acara itu sendiri batal, karena Filipina menyatakan tidak sanggup dan tidak ada negara pengganti. Kemudian pada 2021 giliran Vietnam mengundurkan diri.
 
“Sebenarnya saya sudah mau pensiun, tetapi ya karena dipanggil juga dan ini di Indonesia ya sudah saya terima,” ujar pria asal Maluku ini.
 
Menurutnya pesaing dia di ASEAN semuanya sudah pensiun. Hanya dirinya yang masih turun sebagai atlet. Ketika di periode 2013-2015 menurutnya pesaing terberatnya adalah pelari dari Malaysia.
 
“Di sini (Stadion Manahan) tadi ketemu sama dia. Dia ketawa lihat saya masih bertanding. Dia bilang, Erens, jadi pelatih sudah,” ujar pria yang pada 25 Agustus ini genap 37 tahun. “Pelari Malaysia itu sudah jadi pelatih,” ungkapnya.

 

Halaman Selanjutnya

  Terjun ke atletik Erens…

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.