Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menggelar Ekspedisi Batanghari. Ekspedisi menggadeng seluruh pemerintah daerah di sepanjang Sungai Batanghari sebagai bagian Kenduri Swarnabhumi.
 
Berbeda dengan Ekspedisi Batanghari pada Juli 2022, Ekspedisi Batanghari kali ini akan menitikberatkan pada perkenalan dan penyebarluasan budaya daerah yang dilalui aliran Sungai Batanghari dengan berbagai festival. Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menuturkan Ekspedisi Batanghari ialah wujud komitmen mempertahankan ekosistem budaya, khususnya Melayu.
 
“Budaya Melayu menjadi kekayaan Indonesia melalui penataan fisik maupun keelokan tradisi masyarakatnya. Ekspedisi Batanghari merupakan upaya pemajuan kebudayaan. Masyarakat akuatik sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari menyadari peradaban yang ada dan berkomitmen melestarikan budaya daerahnya,” ujar Hilmar dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Agustus 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ekspedisi Batanghari membawa 28 anggota tim yang terdiri dari budayawan, arkeolog, sejarawan, seniman, jurnalis, mahasiswa, dan tokoh masyarakat. Pelayaran tim ekspedisi bakal membawa sampah plastik sebagai simbol kritik sosial terhadap pencemaran lingkungan untuk kemudian dijadikan miniatur perahu tua yang nantinya diletakkan di titik akhir ekspedisi, yakni di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.
 
Arkeolog Universitas Jambi sekaligus anggota tim ekspedisi, Wahyu Rizky Andhifan, menjelaskan Sungai Batanghari memiliki pengaruh besar terhadap jejak peradaban Melayu. Sehingga, penyusuran sungai berimplikasi positif bagi masyarakat.
 
“Ekspedisi Batanghari ini akan menciptakan transfer pengetahuan sejarah, budaya, tradisi, kearifan lokal, dan segala potensi yang tumbuh kepada generasi muda,” kata Wahyu.
 
Wahyu berharap ajang kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah seperti Ekspedisi Batanghari dapat terus terjalin agar menumbuhkan sikap kecintaan masyarakat pada kekayaan daerahnya. Ekspedisi ini juga bakal mengingatkan Sungai Batanghari mempunyai jejak peradaban dan kebudayaan yang sangat signifikan.
 
Ekspedisi Batanghari merupakan tapak tilas sejarah peradaban masa lampau nenek moyang melintasi wilayah di Nusantara, berinteraksi dengan bangsa lain, hingga menimbulkan akulturasi budaya. Tim Ekspedisi Batanghari akan melintasi dua provinsi sepanjang DAS Batanghari, mulai dari Kabupaten Dharmasraya, Tebo, Batanghari, Kota Jambi, Muaro Jambi, dan berlabuh di Tanjung Jabung Timur.
 
Daerah-daerah yang menjadi persinggahan tim ekspedisi nantinya akan menggelar serangkaian festival budaya yang menjadi ciri khasnya. Nantinya, anggota tim akan mengikuti festival dan kunjungan ke cagar budaya serta ke komunitas dan maestro budaya di setiap lokasi.
 
Perjalanan Ekspedisi Batanghari akan berakhir pada 22 September 2022. Momentum ini sekaligus juga menjadi ajang penutup Kenduri Swarnabhumi.
 

 

(REN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.