Washington: Departemen Perdagangan AS merilis ekonomi Amerika Serikat menyusut 0,6 persen pada kuartal kedua tahun ini. Angka ini naik dari perkiraan kontraksi 0,9 persen sebulan lalu.
 
Pembaruan data ini mencerminkan revisi naik untuk belanja konsumen dan investasi persediaan swasta. Kendati sebagian diimbangi oleh revisi turun untuk investasi tetap perumahan.
 
Melansir Antara, Jumat, 26 Agustus 2022, penurunan produk domestik bruto (PDB) riil mencerminkan penurunan investasi persediaan swasta, investasi tetap perumahan, pengeluaran pemerintah federal, dan pengeluaran pemerintah negara bagian dan lokal, yang sebagian diimbangi oleh peningkatan ekspor dan belanja konsumen.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Impor, yang merupakan pengurang dalam perhitungan PDB, meningkat. Dengan penurunan kuartal pertama sebesar 1,6 persen, pertumbuhan negatif kuartal kedua berturut-turut akan memenuhi definisi teknis resesi.
 

Rekan senior di American Enterprise Institute dan mantan pejabat di Dana Moneter Internasional (IMF), Desmond Lachman, mengatakan kepada Xinhua sebelumnya, penentuan resmi apakah negara tersebut telah memasuki resesi dibuat oleh Biro Riset Ekonomi Nasional yang mereka lakukan hanya setelah penundaan beberapa bulan.
 
“Revisi naik untuk permintaan yang mendasari dan pembacaan pertama dari sisi pendapatan melemahkan argumen ekonomi saat ini dalam resesi,” ungkap ekonom di Wells Fargo Securities, Jay Bryson dan Shannon Seery, dalam sebuah analisis.
 
Mereka mengatakan, pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) riil direvisi lebih tinggi setengah poin persentase ke tingkat tahunan 1,5 persen.
 
Namun demikian, Bryson dan Seery mencatat kelemahan kuartal kedua masih mencerminkan perlambatan nyata dalam kegiatan ekonomi. “Kami memperkirakan ekonomi akan jatuh ke dalam resesi ringan pada awal tahun depan,” jelasnya.
 
Survei National Association for Business Economics (NABE) yang dirilis Senin, 22 Agustus 2022, menunjukkan sekitar seperlima panelis percaya Amerika Serikat sudah dalam resesi. Sementara 47 persen memperkirakan resesi akan dimulai pada akhir 2022 atau kuartal pertama 2023.
 

(AHL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.