SURYA.CO.ID, JEMBER – Memutus mata rantai konflik antar anggota perguruan silat tidak mudah dilakukan, tetapi jajaran Forkompinda Jember tidak putus asa.

Karena itu, Polres Jember, Kodim 0824 Jember, dan Pemkab Jember menggelar diskusi terbatas dan terarah (focus group discussion/FGD) dan deklarasi damai yang diikuti para pengurus dan anggota perguruan silat di Jember, Rabu (23/8/2022).

FGD dan deklarasi damai itu diikuti oleh ratusan orang pengurus dan anggota semua perguruan silat di Jember. Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo menyebut, upaya tersebut untuk untuk memutus mata rantai dosa maupun dendam turunan antar anggota perguruan silat di Jember.

“Karena sejak tahun 2015 sampai sekarang, konflik antar anggota perguruan silat ini masih terjadi. Selama saya di sini saja, sudah berapa kejadian. Karenanya, berbagai cara ini harus kami lakukan, supaya tidak terus terjadi konflik antar anggota perguruan silat,” tegas Hery.

Hery menyebut, konflik antar anggota perguruan silat merupakan persoalan klasik di banyak daerah. Karena itu, tegasnya, semua pihak harus melakukan upaya untuk mereduksi konflik tersebut sampai tidak lagi muncul persoalan di antar anggota perguruan silat.

“Kadang persoalannya sepele, hanya karena memakai kaus salah satu perguruan silat dan sedang minum es di warung, kemudian dianiaya. Itu terjadi. Juga karena sebenarnya persoalan pribadi, namun kemudian merembet ke antar perguruan silat. Yang ini seakan menjadi dosa turunan yang terus diwarisi. Sehingga memang harus diselesaikan,” ujarnya.

Kepada pengurus dan anggota perguruan silat yang hadir di acara FGD tersebut, Hery menegaskan, ia tidak bangga saat merilis tersangka kekerasan oleh anggota perguruan silat.

“Saya tidak bangga saat merilis kasus yang melibatkan perguruan silat. Apa saya juga senang memprosesnya, sebenarnya tidak. Namun karena harus, supaya tidak terulang kembali, maka penindakan memang harus dilakukan. Jika tidak kami proses, maka akan terulang lagi,” tegasnya.

Kepada pengurus perguruan silat, Hery meminta mereka selektif merekrut anggota. Pengurus harus memastikan jika motif mereka masuk dan belajar silat bukan untuk mengakomodasi kepentingan mereka yaitu ke arah perbuatan negatif.

“Sebab jika seleksi itu tidak dilakukan, maka akan menciptakan monster-monster yang itu bisa membahayakan adik-adik kita,” kritik Hery.


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.