SURYA.CO.ID, LAMONGAN – Menciptakan dunia yang damai tidak sekadar diajarkan, tetapi memang sudah seharusnya diperkenalkan sejak dini pada generasi muda. Pemkab Lamongan pun melibatkan puluhan siswa dalam komitmennya mendukung misi perdamaian dunia.

Dan itu pelahan mulai diwujudkan melalui program kemitraan siswa internasional tiga negara antara Indonesia (SMP Negeri Lamongan), Jepang (Aki Fuchu SHS) dan Filipina (Immaculate Conception School of Baliuag HS).

Terhitung ada 48 SMP Negeri di Kabupaten Lamongan yang dilibatkan dalam proyek perdamaian dunia ini, melalui kisah nyata Sasaki Sadako, seorang gadis kecil Jepang yang melawan ganasnya efek bom atom tahun 1945.

Wabup Lamongan, KH Abdul Rouf berharap generasi muda Lamongan dapat mengambil pelajaran betapa mengerikannya efek dari perang dan bom nuklir. Dan ada pesan dari kisah Sasaki Sadako bahwa perdamaian sudah patut menjadi komitmen bersama semua manusia di dunia.

“Melalui pertunjukan cerita gambar Sadako, siswa Aki Fuchu menyampaikan pesan mendalam kepada siswa dan masyarakat di seluruh dunia untuk menyadari betapa pentingnya menjaga perdamaian dunia. Dan betapa berbahayanya dampak perang, permusuhan, kekerasan, dan konflik, khususnya perang nuklir,” kata Kiai Rouf dalam sambutannya pada pembukaan World Peace Project, Kegiatan Proyek Siswa dari Tiga Negara secara virtual di Ruang Command Center, Senin (11/7/2022).

Kiai Rouf mengapresiasi atas proyek perdamaian dunia yang ditampilkan oleh siswa Aki Fuchu. Menurutnya, melalui pertunjukan cerita gambar Sadako, para siswa juga memberikan pesan mendalam bahwa jika suatu wilayah dilanda perang nuklir, maka akan berdampak buruk pada banyak aspek kehidupan dan yang paling terpengaruh adalah anak-anak.

“Mereka (anak-anak) kehilangan segalanya, kehilangan masa depan dan harus menderita penyakit akibat radiasi nuklir. Karena itu, perdamaian diperlukan untuk hidup, untuk kebahagiaan, dan untuk masa depan yang lebih baik,” ungkapnya.

Kegiatan yang dilaksanakan melalui Zoom meeting dan diliput seluruh TV Nasional Jepang ini juga diharapkan menjadi pilot project untuk penguatan profil pelajar Pancasila dalam dimensi kharakter berkebinekaan global.

Senada diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif, yang berterima kasih atas kesempatan luar biasa kepada para generasi muda Lamongan untuk menyampaikan misi perdamaian melalui Sadako’s English Picture-Story Show yang dibawakan oleh siswa-siswi Aki Fuchu SHS.

Melalui kisah Sadako ini, Munif berharap tidak ada lagi perang, tidak ada lagi bom nuklir, karena korbannya adalah anak-anak. Maka proyek perdamaian harus diperkenalkan sejak dini untuk siswa agar mereka tahu betapa indahnya perdamaian.

“Saya sangat mengapresiasi siswa Aki Fuchu-Lamongan-Baliung yang memberikan inspirasi kepada siswa di seluruh dunia untuk membuat proyek perdamaian kolaboratif seperti ini,” ujar Munif.

Pertemuan untuk ketiga kalinya ini merupakan program kemitraan siswa internasional tiga negara yang berfokus pada wawasan global bidang pendidikan.

Hadir pula dalam virtual tersebut, Takahashi Makoto selaku Kepala Sekolah SMA Aki Fuchu, Koshiba Hiromi yang merupakan President of Fuchu International Relations Association, Nakamura Yurie sebagai The Master of Sadako’s Picture-Story Show, dan Dennis Mendoza, Kepala Sekolah Immaculate Conception School of Baliuag HS. *****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.